MASJID AGUNG BANGIL

Senin, 27 Desember 2010

22 Muharrom 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
28 Desember 2010 M



“SITI AISYAH RA.”

1) Allah SWT berfirman : “Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang Telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.” (QS Al Kahfi ayat 103 – 106)

2) Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tidaklah aku menikahi seorang wanita dari istri-istriku kecuali dengan wahyu yang dibawa Jibril kepadaku dari Tuhanku Azza Wajallah.”

3) Wanita yang pertama dinikahi oleh Nabi SAW adalah Siti Khodijah, sungguh telah datang hadits bahwa “Sesungguhnya Rasulullah SAW diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khodijah dengan sebuah rumah disurga yang terbuat dari batang bambu yang mana tidak ada teriakan dan kepayahan di dalamnya.”

4) Kemudian Saudah binti Zam’ah pada tahun ke 10 dari kenabian. Saudah adalah wanita yang dibawah kekuasaan (istri) sepupunya yang bernama Syakron bin Amr. Syakron masuk Islam bersama Saudah terlebih dahulu kemudian dia hijrah ke Negeri Habasyah pada waktu hijrah yang kedua. Ketika Syakron meninggal maka Nabi SAW menikahi Saudah. Dan ketika Saudah berusia lanjut disisi Nabi SAW maka Nabi SAW hendak mentala’ (menceraikan)nya, maka Saudah memohon kepada Nabi SAW agar tidak melakukannya dan Saudah menjadikan hari gilirnya diberikan kepada Aisyah, sehingga Nabi menahan Saudah tetap menjadi Istrinya.

5) Kemudian Aisyah binti Abu Bakar As Shiddiq pada bulan Syawwal tahun ke dua belas dari kenabian. Nabi SAW meninggal pada saat itu Siti Aisyah masih berusia 18 tahun, dan Nabi SAW tidak menikahi seorang perawan kecuali dirinya (Aisyah). Aisyah adalah istri yang paling dicintai diantara istri-istri Nabi SAW, Aisyah meninggal pada tahun ke 57 atau 58. Dan Abu Hurairoh yang mensholati atas dirinya dan dikuburkan di pekuburan Baqi’ pada malam hari. (Kitab Nurul Absor Fi Manaqibi Ahlinnabi Al-Mukhtar hal. 98 – 100)

6). Turun alasan (udzur) dan bebasnya Aisyah dari tuduhan perselingkuhan dari Allah SWT dengan kebebasan yang pasti. Apabila ada seorang muslim yang masih meragukan akan bebasnya Aisyah maka jadilah dia seorang yang kafir dengan ijma’. (Kitab Riyadul Musytatobah hal. 311)

Selasa, 21 Desember 2010

15 Muharrom 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
21 Desember 2010 M



“SITI AISYAH RA.”

1) Allah SWT berfirman : “Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (QS. An Nurr ayat 26)

Yang dimaksud dengan At-Thoyib adalah Nabi dan yang dimaksud dengan At-Thoyibah adalah Aisyah. Barangsiapa mencaci maki Nabi SAW dalam perkaranya Aisyah adalah kafir terlaknat pelakunya, yang mana Allah SWT mengharamkan surga atasnya.

2) Aisyah binti Abu Bakar adalah wanita yang terbebaskan (dari tuduhan zina) dengan nash Al-qur’an yang nyata. Nabi SAW tidak mengawini seorang istri yang perawan kecuali Aisyah, kekasih Nabi SAW yang ahli dalam ilmu pengetahuan agama. Beliau meriwayatkan hadits sebanyak 2210 dan beliau selalu berpuasa sepanjang tahun.
Hisyam bin Urwah berkata, “Aisyah meninggal pada umur 57 tahun dan dikebumikan dipekuburan Baqi’.” (Kitab Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Marom juz 1 hal. 71)

3) Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW berkata kepadanya, “Tidakkah engkau rela menjadi istriku di dunia dan akhirat?

Selasa, 14 Desember 2010

1 Muharrom 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
7 Desember 2010 M



“KEUTAMAAN SITI AISYAH RA.”

1) Orang-orang Islam sudah mengetahui akan cintanya Nabi SAW kepada Aisyah. Apabila ada sebuah hadiah dari salah satu diantara mereka yang hendak diberikan kepada Rasulullah SAW, maka dia mengakhirkannya sampai Rasulullah SAW sampai berada dirumahnya Aisyah ra. maka dia yang mempunyai hadiah tersebut mengirimkan kepada Rasulullah SAW dirumah Aisyah. Sehingga kelompok Ummu Salamah berkata kepada Ummu Salamah, “bicaralah engkau kepada Rasulullah bahwasanya supaya Nabi SAW berbicara kepada orang-orang, bahwa barangsiapa yang akan memberikan hadiah kepada Rasulullah, maka hendaknya dia memberikan kepada Nabi SAW saat berada dirumah istri-istrinya yang mana saja.” Maka Ummu Salamah berbicara kepada Nabi SAW tentang omongan kelompoknya dan Nabi pun tidak menjawab sama sekali kepada Ummu Salamah. Kemudian kelompok Ummu Salamah menanyakan hal tersebut kepada Ummu Salamah. Maka Ummu Salamah berkata “Nabi sama sekali tidak berkata kepadaku”, kemudian mereka berkata kepada Ummu Salamah “Tanyakanlah oleh mu kepada Nabi”, Ummu Salamah berkata, “bahwa aku telah bertanya kepada Nabi ketika beliau SAW bergantian kerumahnya, dan Nabi pun tidak menjawab sama sekali. Kemudian mereka bertanya kembali kepada Ummu Salamah dan Ummu Salamah pun menjawab “bahwa Nabi tidak menjawab sama sekali padaku.” Terus mereka berkata lagi kepada Ummu Salamah, “Tanyakan lagi hal tersebut kepada Nabi sampai Nabi mau berbicara lagi kepadamu.” Maka suatu hari giliran Nabi kerumah Ummu Salamah, dia bertanya lagi kepada Nabi. Lalu Nabi berkata kepada Ummu Salamah, “Jangan engkau menyakiti ku tentang perihal Aisyah karena sesungguhnya wahyu tidak datang kepadaku padahal aku didalam pakaian seorang perempuan kecuali Aisyah”, maka Ummu Salamah berkata, “Aku bertobat kepada Allah dari menyakiti mu, wahai Rasulullah!.”

Kemudian sesungguhnya kelompok Ummu Salamah tersebut, mengundang Fatimah dan mengutus kepada Rasulullah sambil berkata, “Sesungguhnya istri-istrimu (Nabi SAW) bersumpah kepada Allah akan keadilan tentang anak peremuannya Abu Bakar (Aisyah)”. Lalu Nabi SAW menjawab, “Wahai anakku! Tidakkah engkau senang apa yang aku senangi”. Fatimah menjawab, “Benar!”. Lalu dia pulang kembali dan memberitahukan kepada mereka (kelompok Ummu Salamah) sambil berkata, “Kembalilah engkau kepada Nabi SAW”. Maka Ummu Salamah menolak, dan mereka mengutus Zainab binti Dahsim untuk datang kepada Nabi SAW dan menguatkan (usulan mereka). Dan dia (Zainab) berkata, “Sesungguhnya istri-istri kamu bersumpah kepada Allah akan keadilan tentang cucu perempuan Abu Qohafah”. Maka Zainab mengeraskan suaranya sampai dia menyinggung Aisyah padahal pada waktu itu Siti Aisyah sedang duduk maka dia mencela Zainab sampai Rasulullah melihat kepada Aisyah apakah dia menjawab.
Perowi berkata, “Maka Aisyah membantah perkataan Zainab sampai dia membuat diam Zainab”, kemudian Zainab berkata, “bahwa Nabi SAW memandang kepada Aisyah sambil berkata bahwa Aisyah adalah anak perempuan Abu Bakar (sesungguhnya dia adalah wanita yang mulia, cerdik dan pintar seperti Bapaknya).
(Kitab Fathcul Baar, Juz 5 – hal. 26 & Kitab Irsyadul Syari Juz 4 – hal. 341)

Senin, 08 November 2010

11 Dzulqo’dah 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
19 Oktober 2010 M

“KEHIDUPAN PARA SAHABAT”


1) Nabi Muhammad SAW bersabda : “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah SWT. Dan tunduk serta taat kepada pemimpin sekalipun dia seorang hamba sahaya dari bangsa Habasyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup dari kalian setelah aku nanti maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka ladzimkan atas kalian dengan berpegangan kepada sunnahku dan sunnahnya khulafaurrosyidin. Peganglah syareat mereka dan gigitlah dengan gigi graham. Awas kalian terhadap perkara-perkara baru sebab sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat.”

2) Dari Umar ra. dalam hadits marfu’ “aku bertanya kepada Tuhanku tentang perselisihan diantara sahabat-sahabatku setelah aku nanti, aku diberi wahyu, “Wahai Muhammad sesungguhnya para sahabatmu disisi – Ku seperti bintang-bintang dilangit sebagiannya lebih kuat dari sebagian yang lain, dan setiap satu dari mereka adalah cahaya, barang siapa mengambil sesuatu yang ada pada mereka dari perselisihan mereka maka hal itu disisi-Ku adalah diatas petunjuk.” Dan Nabi SAW bersabda “para sahabatku laksana bintang-bintang, dimana saja diantara mereka engkau mengambil petunjuk, maka kalian akan mendapat petunjuk.”
(HR. Rozin)

3) Dari Khudaifah dalam hadits marfu’ Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya aku tidak tahu hitungan sisa hidupku diantara kalian, maka hendaklah kalian mengikuti dengan orang-orang setelah aku dan Nabi SAW memberi isyarat kepada Abu Bakar ra dan Umar ra.” (HR. Tirmidzi – kitab Hayatus Shohabah hal. 6 juz 1)

4) Urwah bin Mas’ud bertanya kepada sahabat-sahabatnya seraya berkata : “Wahai kaumku. Demi Allah! Sungguh aku telah datang sebagai utusan kepada raja-raja, dan aku telah datang kepada kaisar dan Qisroh, serta raja Najasyi. Demi Allah! Tidaklah aku melihat ada raja yang diagungkan oleh para sahabatnya sebagaimana para sahabat Nabi SAW mengagungkan beliau SAW. Demi Allah! Tidaklah Nabi mengeluarkan dahak kecuali dahak tersebut jatuh ditelapak tangan seseorang diantara mereka, maka orang tersebut menggosok-gosokkan dahak tersebut kewajah dan kulitnya. Apabila Nabi SAW memerintahkan mereka maka menyegerakan perintah tersebut, dan apabila wudlu maka hamper-hampir mereka saling baku hantam memperebutkan sisa air wudlu Nabi SAW. Apabila Nabi berbicara maka mereka merendahkan suaranya disisi Nabi SAW, mereka tidak berani memelototkan pandangannya karena mengagungkan kepada Nabi SAW dan sesungguhnya Nabi SAW telah membentangkan atas kalian garis-garis petunjuk maka terimalah pentunjuk tersebut. (Hayatus Shohabat hal. 153, juz 1)

Selasa, 19 Oktober 2010

KEHIDUPAN PARA SAHABAT 2

1) Nabi Muhammad SAW bersabda : “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah SWT. Dan tunduk serta taat kepada pemimpin sekalipun dia seorang hamba sahaya dari bangsa Habasyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup dari kalian setelah aku nanti maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka ladzimkan atas kalian dengan berpegangan kepada sunnahku dan sunnahnya khulafaurrosyidin. Peganglah syareat mereka dan gigitlah dengan gigi graham. Awas kalian terhadap perkara-perkara baru sebab sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat.”

2) Dari Umar ra. dalam hadits marfu’ “aku bertanya kepada Tuhanku tentang perselisihan diantara sahabat-sahabatku setelah aku nanti, aku diberi wahyu, “Wahai Muhammad sesungguhnya para sahabatmu disisi – Ku seperti bintang-bintang dilangit sebagiannya lebih kuat dari sebagian yang lain, dan setiap satu dari mereka adalah cahaya, barang siapa mengambil sesuatu yang ada pada mereka dari perselisihan mereka maka hal itu disisi-Ku adalah diatas petunjuk.” Dan Nabi SAW bersabda “para sahabatku laksana bintang-bintang, dimana saja diantara mereka engkau mengambil petunjuk, maka kalian akan mendapat petunjuk.”
(HR. Rozin)

3) Dari Khudaifah dalam hadits marfu’ Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya aku tidak tahu hitungan sisa hidupku diantara kalian, maka hendaklah kalian mengikuti dengan orang-orang setelah aku dan Nabi SAW memberi isyarat kepada Abu Bakar ra dan Umar ra.” (HR. Tirmidzi – kitab Hayatus Shohabah hal. 6 juz 1)

4) Urwah bin Mas’ud bertanya kepada sahabat-sahabatnya seraya berkata : “Wahai kaumku. Demi Allah! Sungguh aku telah datang sebagai utusan kepada raja-raja, dan aku telah datang kepada kaisar dan Qisroh, serta raja Najasyi. Demi Allah! Tidaklah aku melihat ada raja yang diagungkan oleh para sahabatnya sebagaimana para sahabat Nabi SAW mengagungkan beliau SAW. Demi Allah! Tidaklah Nabi mengeluarkan dahak kecuali dahak tersebut jatuh ditelapak tangan seseorang diantara mereka, maka orang tersebut menggosok-gosokkan dahak tersebut kewajah dan kulitnya. Apabila Nabi SAW memerintahkan mereka maka menyegerakan perintah tersebut, dan apabila wudlu maka hamper-hampir mereka saling baku hantam memperebutkan sisa air wudlu Nabi SAW. Apabila Nabi berbicara maka mereka merendahkan suaranya disisi Nabi SAW, mereka tidak berani memelototkan pandangannya karena mengagungkan kepada Nabi SAW dan sesungguhnya Nabi SAW telah membentangkan atas kalian garis-garis petunjuk maka terimalah pentunjuk tersebut. (Hayatus Shohabat hal. 153, juz 1)

Selasa, 12 Oktober 2010

KEHIDUPAN PARA SAHABAT

3 Dzulqo’dah 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
12 Oktober 2010 M

1) Allah SWT berfirman : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir(dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh diantara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (AL Fath – ayat 29)

2. Allah memberitahu kepada Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau adalah utusan Allah, dengan benar tanpa ada keraguan.

3. (dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka) sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al Maidah ayat 54 “Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.”

4. Inilah sifat orang mukmin yang mana satu diantara mereka adalah sangat keras dan kejam terhadap orang-orang kafir. Mereka saling kasih sayang, saling berbuat baik dengan sesama orang mukmin yang lain. Mereka sangat murka dan bermuka masam dalam menghadapi orang-orang kafir. Mereka murah senyum kepada saudaranya sesama orang-orang mukmin.

5. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Perumpamaan orang-orang sesama mukmin dalam kasih sayang itu seperti anggota tubuh yang satu, apabila salah satu anggota tubuh dari mereka mengeluh maka tubuh yang lainnya ikut meresakan sakit panas dan tidak bisa tidur.

6. Nabi Muhammad ASW bersabda : “Perumpamaan bagi mukmin yang lainnya seperti bangunan yang saling menguatkan satu diantara lainnya.”

7. Allah SWT berfirman : “{Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya} yaitu anak tumbuh-tumbuhan), maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat {lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya} yaitu demikianlah para Sahabat Rasulullah SAW mereka menolong, membantu Nabi Muhammad SAW, maka mereka berserta Nabi seperti anak-anak tumbuhan besarta tumbuhannya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min).”

8. Dari ayat ini Imam Malik ra, menetapkan bahwa orang-orang Rofidhoh adalah kafir yang mana mereka selalu membenci para sahabat Nabi SAW. Imam Malik berkata “karena sesungguhnya orang-orang Rofidhoh selalu membenci para sahabat Nabi, dan barangsiapa yang membenci sahabat Nabi maka dia kafir dengan ayat tersebut.”
(Tafsir Ibnu Katsir juz 4 hal. 205)

Rabu, 21 Juli 2010

Puasa Romadhon

8 Rajab 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
19 JuLi 2010 M


“BULAN ROMADHON”


1) Rasulullah SAW bersabda : “Apabila pada awal bulan Romadhon, maka setan dan Jin di belenggu, pintu-pintu neraka ditutup, maka tidak dibuka satu pintupun dari pintu-pintu neraka, dan pintu-pintu surga dibuka serta tidak ada satu pintu surga yang ditutup. Seorang malaikat berseru “Wahai orang-orang yang mencari kebaikan menghadaplah. Wahai orang yang mencari kejahatan berhentilah dan bagi Allah SWT ada orang-orang yang akan dibebaskan dari api neraka. Hal demikian ini terjadi setiap malam hari.”

Dikatakan bahwasanya hikmah dari terbelenggunya setan-setan agar mereka tidak menggoda orang-orang yang berpuasa dan tanda-tanda tersebut adalah kebanyakan dari orang-orang yang terjerumus dalam perbuatan maksiat bisa terhindar dan mereka kembali bertaubat kepada Allah SWT.

Adapun kejadian menyalahi keadaan diatas pada sebagian orang, maka sesungguhnya hal tersebut merupakan pengaruh dari bujukan setan yang merasuk dalam dasar nafsu yang jahat dan mengendap dalam pokok nafsu orang tersebut.

(Wahai orang yang mencari kejahatan berhentilah) yaitu orang yang menghendaki kemaksiatan bertahanlah dari kemaksiatan dan kembalilah kepada Allah, karena bulan Romadhon ini saat diterimanya taubat dan waktu untuk meminta ampunan. (Tuhfatul Akhwadzi Sarah Tirmidzi juz 3, hal. 359)

2) Sesungguhnya Islam menetapkan bahwa perut merupakan tempat penyakit dan sesungguhnya berlebihan dalam makanan bisa mengakibatkan hal-hal yang tidak baik dan sesungguhnya sebaik-baik orang adalah mengambil makanan dan minuman dengan secukupnya. Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah SAW “Kami adalah kaum yang tidak makan sampai lapar, apabila telah tiba waktunya makan maka kami makan tidak sampai kenyang.” Kebanyakan perkara yang menjadikan banyak makan sebagaimana dilakukan kebanyakan orang-orang sampai menjadi gemuk badannya, hal ini akan membebani dan menyakiti diri sendiri. Maka datang perintah puasa yang akan bisa menyelamatkan manusia dari berlebihan dalam makan, sehingga puasa akan menyeimbangkan kesehatan dan mengokohkan badan manusia. Para dokter menyarankan berpuasa pada keadaan sakit untuk pengobatan dan untuk mencapai kesehatan juga keselamatan.

3) Dalam falsafah puasa adalah belajar bersabar dan menguatkan kehendak yang mana dia terkadang melihat macam-macam makanan disamping kiri kanan padahal dia mampu untuk menjulurkan tangannya memakan apa yang disukai dan dikehendaki akan tetapi dia menahan nafsu dalam memilih dan menghendaki makanan tersebut, karena dia taat kepada Tuhannya dan merasa diawasi oleh – Nya
(Kitab Yas Alunaka Juz 1, hal. 128)

Minggu, 04 Juli 2010

Syadina Ali bin Abi Tholib ra

9 Rajab 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
22 Juni 2010 M



“SYAIDINA ALI BIN ABI THOLIB RA.”


1) Syaidina Ali ra berkata, “Aku bertanya tentang tanda-tanda kaum Rofidhoh”, dan Nabi Muhammad SAW bersabda “mereka yang mang-agung-kan dengan menyebut cinta kepada Ahlul Bait padahal bukanlah demikian dan tanda-tandanya adalah sesungguhnya mereka mencaci maki Abu Bakar ra dan Umar ra.”

2) Dari Syaidina Ali ra, bahwasanya Rasulullah SAW berkata “Hai Ali! Sesungguhnya engkau kelak disurga, Hai Ali! Sesungguhnya engkau kelak disurga, Hai Ali! Sesungguhnya engkau kelak disurga, akan datang suatu kaum yang disebut Rofidhoh (Syi’ah) maka apabila engkau menjumpai mereka, maka perangilah mereka.” Syaidina Ali ra bertanya “Wahai Nabi! Apa tanda-tanda mereka?”, Nabi SAW menjawab “Mereka tidak mengikuti jama’ah dan sholat Jum’at serta mereka mencaki maki Abu Bakar ra dan Umar ra.”

3) Syech Ibnu Hajar dalam kitab Zawajir tentang melakukan dosa besar, Imam Sya’bi berkata “Yahudi dan Nasroni mempunyai keistimewaan dalam 2 perkara yaitu pertama apabila mereka (Yahudi) ditanya, siapa sebaik-baik orang yang mengikuti agama kalian?, maka mereka (orang-orang yahudi) berkata “mereka adalah sahabat-sahabat Nabi Musa as.” Begitu juga dengan kaum Nasroni apabila mereka ditanya, Siapa sebaik-baik orang yang mengikuti agama kalian? Maka mereka (orang-orang Nasroni) menjawab “mereka adalah sahabat-sahabat Nabi Isa as, Apabila orang-orang rofidhoh (Syi’ah) ditanya, Siapa orang yang paling jahat dari pengikut agama kalian? Maka mereka (orang-orang Syi’ah) menjawab “mereka adalah sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW.” Perkara yang kedua yaitu : Bahwasanya kaum Yahudi dan Nasroni meminta ampun atas orang-orang yang mendahului mereka dan orang-orang Rofidhoh (Syi’ah) diperintahkan untuk meminta ampun bagi sahabat-sahabat Nabi SAW akan tetapi mereka mencaci maki para sahabat-sahabat Nabi SAW. Dengan demikian dikatakan bahwasanya orang-orang Rofidhoh (Syi’ah) lebih keji dan lebih jahat dari pada orang-orang Yahudi dan Nasroni. (Kitab : Roo Atul Ghomidoh hal. 32)

Kamis, 17 Juni 2010

Sayydina Ali ra.

2 Rajab 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
15 Juni 2010 M



“SYAIDINA ALI BIN ABI THOLIB RA.”


1) Rasulullah SAW bersabda “Ketika Allah menurunkan ayat {Peringkatkan keluarga mu}. Wahai orang-orang Qurais! Belilah jiwa mu! Aku tidak akan bisa berbuat sesuatu atas kalian terhadap perkara yang turun dari Allah SWT. Wahai bani Abdul Manaf! Aku tidak akan bisa berbuat sesuatu atas kalian terhadap perkara yang turun dari Allah SWT, wahai Abbas bin Abdil Mutholib! Aku tidak akan bisa berbuat sesuatu atas kalian terhadap perkara yang turun dari Allah SWT. Wahai Shofia! Aku tidak akan bisa berbuat sesuatu atas kalian terhadap perkara yang turun dari Allah SWT. Wahai Fatimah anak Muhammad mintalah engkau dari hartaku sekehendakmu, Aku tidak akan bisa berbuat sesuatu atas kalian terhadap perkara yang turun dari Allah SWT. (HR. Bukhori)

2) Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan atas suatu peringatan untuk sekalian manusia bukan kepada ayat ini saja. Allah SWT berfirman {Wahai orang yang berselimut bangunlah, dan berilah peringatan}. Kemudian Allah SWT memerintahkan akan peringatan secara umum setelah peringatan kepada keluarga secara khusus. Allah SWT berfirman {Barangsiapa memusuhi Allah, Malaikat-Nya, para Rasul – Nya, Jibril dan Mikhail}, maka Allah SWT mengkhususkan menyebut Jibril dan Mikhail karena kemuliaan mereka berdua, demikian juga kekhususan keluarga dari sisi ini.

3) Terkadang peringatan untuk keluarga itu untuk memenuhi kebutuhan mereka, supaya tidak terjadi kepada satu orang saja. Sesungguhnya kerabat bukanlah termasuk beban sebagaimana orang lain demi kehormatan mereka. Maka sesungguhnya telah diriwayatkan “Ada seseorang yang bertanya kepada Syaidina Ali ra. apakah Rasulullah SAW mengutamakan kalian ahlul bait dengan yang lain?”, Ali ra menjawab “Ahlul Bait tidak diutamakan kecuali mereka tidak boleh makan harta sedekah dan tidak boleh mengawinkan antara keledai dan kuda.”

4) Wahai Fatimah anak Muhammad! mintalah engkau dari hartaku sekehendak hatimu. Ini merupakan dalil bahwasanya pergantian dan pemberian di dalam sesuatu selain agama adalah boleh dikerjakan oleh penggantinya, dalam urusan agama hal ini dilarang. Sesungguhnya peringatan disini adalah khusus untuk melaksanakan kebaikan atau menghindari larangan.

Selasa, 25 Mei 2010

Sayydina Ali ra.

11 Jumadil Akhir 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
25 Mei 2010 M



“SAYYDINA ALI BIN ABI THOLIB RA.”

1. Dari bapaknya Abu Hasyim bahwasanya datang seseorang ke Sahal bin Sa’ad bin Abi Waqos dan berkata kepada Amir kota Madinah “ini Fulan!” sambil memanggil Ali ra. disisi mimbar. Sahal berkata, “Ada apa?”. Berkata Amir kota Madinah kepada Ali ra dengan sebutan Abu Turab, maka tertawalah Sahal bin Sa’ad dan berkata “Demi Allah!, tidak ada yang memberi nama Abu Turab kecuali Nabi SAW dan tidak ada nama yang paling disenangi untuk Sayydina Ali ra dari pada sebutan Abu Turab.” Maka aku bertanya tentang cerita ini kepada Sahal. Wahai Abu Abbas (Sahal bin Sa’ad) bagaimana kejadian tersebut? Sahal menjawab “Pada suatu hari Ali ra masuk kerumah Fatimah kemudian beliau keluar dan berbaring di dalam Masjid.” Kemudian Nabi SAW bertanya kapada Fatimah, “Dimana anak Pamanmu (Ali ra)” Fatimah menjawab, “Ali ra, berada di dalam masjid”. Kemudian Nabi SAW keluar menuju Ali ra yang berada di dalam masjid dan menemukan selendang Ali ra yang terjatuh ke tanah dari atas punggungnya dan tanah sampai melekat ke punggung beliau, maka Nabi segera mengusap tanah tersebut dari punggung Ali ra. kemudian Nabi berkata “Duduklah engkau wahai Abu Turab, Duduklah engkau wahai Abu Turab!

2. Dari Ali bin Abi Tholib berkata, “Tunaikanlah sebagaimana kamu pernah menunaikan (perkara), sesungguhnya aku tidak senang ada perselisihan atas dua orang (Abu Bakar & Umar ra) sehingga manusia menjadi satu golongan atau aku mati sebagaimana para sahabatku telah mati.” Ibnu Sirrin memandang bahwasanya keseluruhan apa (Hadits) yang diriwatkan dari Ali ra adalah dusta yang dimaksud dengan hal tersebut adalah Hadits-hadits riwayat Rofidloh (Syi’ah) dari Ali, tentang perselisihan antara Abu Bakar ra dan Umar ra. (Fatchul Baar juz 7, hal. 88, 89 & 93)

Rabu, 12 Mei 2010

Sayydina Ali ra.

26 Jumadil Awwal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
11 Mei 2010 M


“SAYYDINA ALI BIN ABI THOLIB RA.”


1) Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh aku akan memberikan bendara ini esok hari kepada seseorang yang Allah SWT memenangkan (perang) diatas kedua tangganya, maka orang-orang memperbincangkannya semalaman, kepada siapa mereka yang akan diberi bendera. Pada keesokan hari orang-orang segera berangkat menuju Rasulullah SAW seraya mengharap untuk diberi bendera tersebut, maka Nabi berkata “dimana Ali bin Abi Tholib?”, orang-orang menjawab “beliau sedang mengeluhkan kedua matanya, wahai Rasulullah!”, maka Rasulullah SAW mengirim mereka untuk mendatangkan Sayydina Ali ra ke hadapan Nabi SAW. Ketika Ali ra. datang Nabi meludahi kedua mata beliau dan berdoa, maka Ali ra sembuh seketika itu seakan-akan tidak ada sakit yang menimpa beliau. Kemudian Nabi SAW memberikan bendara kepadanya, kemudian Ali ra berkata “Wahai Rasulullah apakah aku memerangi mereka (penduduk Khoibar) sehingga mereka seperti kita?”, Nabi menjawab “Teruskan dengan cara pelan-pelan, sehingga engkau turun dipelataran mereka. Kemudian ajak mereka untuk memeluk agama Islam dan beritahu kepada mereka tentang agama Islam dan yang menjadi kewajiban atas mereka dari pada hak Allah SWT, Demi Allah seandainya Allah memberi hidayah pada seseorang berkat dirimu maka itu lebih baik bagimu dari pada engkau bersedekah sebuah kendaraan yang mahal.”

2) Dari Salamah berkata “Sungguh Ali ra telah tertinggal dari Nabi pada perang Khoibar dan karena sakit mata telah menimpa beliau, maka beliau berkata “Aku tertinggal dari Rasulullah!”, maka Ali keluar menyusul Nabi. Ketika beliau (Ali ra) diwaktu sore hari yang mana Allah memanangkan perang Khoibar dikeesokan harinya, maka Rasulullah SAW bersabda “Sungguh aku akan memberikan bendera ini kepada seseorang atau sungguh akan mengambil bendera ini pada esok hari seseorang yang Allah dan Rasul-Nya mencintainya atau dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka Allah memenangkan atas orang tersebut, tiba-tiba kami bertemu dengan Ali ra dan kami tidak mengharapkannya (kehadiran Ali ra) maka orang-orang berkata ini lah Ali, kemudian Rasulullah memberikan bendara kepada Ali ra dan Allah memenangkan (perang) diatas Ali ra.”

Selasa, 20 April 2010

5 Jumadil Awwal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
20 April 2010 M



“SYAIDINA USTMAN BIN AFFAN RA.”



1) Sesungguhnya orang yang membunuh Syaidina Utsman ra adalah orang yang berasal dari negeri Mesir, yang bermata biru, berkulit kemerah-merahan, yang bernama Ahmad, ada yang mengatakan bernama Aswad atau Yassar bin Iyad. Bisa juga mereka semua terlibat dalam pembunuhan Syaidini Utsman ra. Amar bin Hammad datang sambil membawa senjata tajam, maka dia melompat di atas dada Syaidina Utsman ra, maka dia menikam Utsman ra dengan 9 tikaman. Dan menghadap Umer bin Dhobi serta meloncat diatas Utsman ra maka dia mematahkan tulang-tulang rusuk dari Utsman ra. (HR. Ibnu As-Syakir)

2) Sesungguhnya Utsman bin Affan sempat berkata ketika dipukul dan darah masih mengalir di janggutnya “Tiada Tuhan selain Engkau (Allah SWT) sesungguhnya aku termasuk orang yang dholim! Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada – Mu dan pertolongan kepada – Mu atas semua perkaraku dan aku memohon kepada – Mu kesabaran atas bencana yang menimpaku.” (HR. Fadhoiliy)

3) Dari Abdullah bin Salam berkata : “Ketika Utsman terbunuh, beliau berkata dalam keadaan darahnya masih bercucuran “Ya Allah! Himpunlah umat Muhammad”, Abdullah bin Salam berkata “Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, seandainya beliau ra, berdoa kepada Allah SWT pada waktu itu supaya umat Muhammad tidak terhimpun untuk selamanya, niscaya umat Muhammad tidak akan terhimpun sampai hari kiamat.”
(Sirotun Nabawiyah Juz 6, hal. 121 – 122)

Selasa, 13 April 2010

28 Robiul Tsani 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
13 April 2010 M



“SYAIDINA USTMAN BIN AFFAN RA.”



1) Kedermawanan Utsman bin Affan ra.
Utsman ra. Adalah orang yang ringan tangan di dalam membantu mempersiapan perang Jaisya Usroh, beliau menyediakan 850 unta dan ditambah dengan 1050 kuda, beliau menyalurkan dalam peperangan tersebut uang 10.000 dinnar untuk membiayayai perang. Sehingga Nabi SAW bersabda : “Tidak akan membahayakan kepada Utsman ra apa-apa yang di kerjakan setelah hari ini.” Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa mempersiapkan perang Jaisya Usro maka baginya pahala surga.”

2) Utsman ra membeli sebuah sumur yang bernama “Ruumah” dengan harga 35 ribu dirham dan mendermakannya kepada orang-orang muslim. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa menggali sumur Ruumah, maka pahala baginya adalah surga.”

3) Diriwayatkan bahwasanya tidak akan datang hari Jum’at kecuali beliau memerdekakan budak sejak beliau memeluk agama Islam, kecuali beliau tidak mendapatkan Jum’at tersebut, maka beliau mengumpulkan Jum’at tersebut dengan Jum’at yang kedua (dalam hal membebaskan budak).

4) Ibnu Abbas pernah tidur pada suatu malam, maka beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW, kemudian beliau berkata kepada Nabi SAW “Wahai Rasulullah betapa lamanya rasa rinduku kepadamu”, Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya aku ini orang yang terburu-buru karena sesungguhnya Utsman telah mendermakan 1000 kendaraan dan Allah SWT telah menerima sedekah tersebut dari Utsman. Allah SWT menikahkan Utsman ra berkat sedekah tersebut pada pelaminan di dalam surga, dan aku sekarang sedang pergi ke tempat pernikahan Utsman ra.”
(Al Khulafaur Rosyidin hal. 152 – 153)

Selasa, 06 April 2010

20 Robiul Tsani 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
6 April 2010 M


“SYAIDINA USTMAN BIN AFFAN RA.”


1) Rasulullah SAW menyerupakan Syaidina Utsman ra dengan Nabi Ibrahim as.
Dari Muslim bin Yasar, Rasulullah SAW memandang Utsman bin Affan ra, seraya berkata: “Bahwa Utsman ra serupa dengan Nabi Ibrahim as, sesungguhnya Malaikat malu kepada Utsman ra.

2) Malunya Sayidina Utsman ra dan rasa malu malaikat kepada Syaidina Utsman bin Affan ra.
Dari Anas bin Malik bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Paling benar umatku dalam rasa malu adalah Utsman bin Affan ra.”
Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Utsman ra adalah orang paling malu diantara umatku dan orang yang paling mulia.”

3) Pujian sahabat kepada Utsman bin Affan ra.
Dari Umi Umar berkata : “Bahwasanya bapak dari Umi Umar ketika masuk ke masjid Akbar yang berada di negeri Kuffah, sedangkan pada waktu itu Syaidina Ali ra sedang berdiri di mimbar memberikan khutbah kepada para orang-orang, dan dia berseru dengan suara yang keras sebanyak tiga kali “Wahai manusia sesungguhnya kalian banyak membicarakan tentang Utsman ra dan sesungguhnya aku teladan bagi kalian demikian juga Utsman bin Affan ra, seperti firman Allah SWT (Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan), wahai manusia ayat ini dikhususkan bagi kami.”

4) Dari Tsabit berkata, datang seseorang dari keluarga Khatib kepada Ali bin Abi Tholib ra seraya berkata “Wahai Amirul Mu’minin sesungguhnya aku kembali ke Madina dan orang-orang Madina bertanya kepadaku tentang Utsman bin Affan ra, maka apa yang aku katakan kepada mereka?”, Ali ra berkata “Beritahu kepada mereka bahwasanya Utsman bin Affan ra termasuk orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan juga bertaqwa dan beriman, serta bertaqwa dan berbuat baik. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (Kitab Khulafaur Rosyidin hal. 150)

Selasa, 30 Maret 2010

13 Robiul Tsani 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
30 Maret 2010 M


“SYAIDINA USTMAN BIN AFFAN RA.”


1) Ibnu Mauhab berkata, ada seseorang dari negeri Masir datang dan menunaikan ibadah haji, maka dia melihat sekelompok orang sedang duduk maka dia bertanya “Siapakah orang-orang tersebut?”, maka orang-orang menjawab “Mereka adalah kaum Quraisy”. Orang itu bertanya lagi “Siapakah orang yang tertua diantara mereka?”, orang-orang menjawab “Abdullah bin Umar”, kemudian orang tersebut berkata “Wahai Ibnu Umar, sesunguhnya aku bertanya kepadamu tentang sesuatau maka ceritakanlah hal tersebut kepadaku, apakah engkau tau bahwa sesungguhnya Utsman bin Affan ra telah lari pada perang badar?”, Ibnu Umar menjawab “Ya benar!”. “Apakah engkau tau bahwasanya Utsman bin Affan ra. tidak ikut perang badar?”, Ibnu Umar menjawab “Ya benar!”, “Apakah engkau tahu bahwa sesunguhnya Utsman ra. tidak hadir pada bai’at Ridwan dan tidak ikut dalam bai’at Ridwan?”, Ibnu Umar menjawab “Ya benar!”, maka orang tersebut berkata “Allahu Akbar!, (seraya mengganggap baik akan jawaban Ibnu Umar karena sesungguhnya Ibnu Umar telah sesuai dengan keyakinan orang tersebut).” Lalu Ibnu Umar menjawab supaya orang tersebut berubah keyakinannya. “Kemarilah engkau aku akan jelaskan kepadamu, Adapun Utsman ra lari pada perang tersebut maka saksikanlah bahwa Allah SWT telah mengampuni dan memaafkan beliau (Allah SWT berfirman artinya “Sesungguhnya Allah telah mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang), Adapun Utsman bin Affan tidak hadir dalam perang badar, maka sesungguhnya beliau mengurusi anak perempuan Nabi SAW yang sedang jatuh sakit (yang bernama Ruqoiyah, berumur 20 tahun) Nabi SAW berkata kepada Utsman ra “Sesungguhnya bagimu pahala orang yang telah mengikut perang badar dan bagian rampasan perang badar”. Adapun Utsman bin Affan tidak hadir dalam bai’at Ridwan maka seandainya ada seseorang yang lebih mulia di kota Mekkah selain dari Utsman bin Affan ra niscaya Nabi SAW akan mengutus dan menggantikan tempat Utsman bin Affan, maka Rasulullah SAW mengutus Utsman ra. dan bai’at Ridwan terjadi setelah kepergian Utsman ke kota Mekkah. Nabi SAW bersabda dengan tangan kanan beliau, “Ini lah tangan Utsman ra. maka beliau menepuk dengan tangannya diatas tangan Syaidina Utsman ra seraya berkata inilah Utsman bin Affan”. Kemudian Ibnu Umar berkata kepada orang tersebut “Sekarang pergilah engkau dengan keteranganku ini (jawaban-jawaban yang telah aku jelaskan kepadamu sehingga akan hilang darimu apa-apa yang menjadi keyakinanmu tentang ketidakhadiran Utsman bin Affan”. (Kitab Fatchul Baar, Sarah Bukhoir Juz 7 – hal. 66 – Kitab Irsyadus Saari Sarah Bukhori juz 6 hal. 109)
2) Dari Abu Hurairoh berkata : “Suatu saat aku masuk kerumah Ruqoiyah anak perempuan Nabi SAW dan ditangan Ruqoiyah ada sebuah sisir, maka dia berkata “bahwa Rasulullah SAW telah keluar tadi, yang mana aku telah menyisir rambut beliau.” Maka Nabi SAW berkata “Apa yang engkau dapatkan tentang Ustman bin Affan ra.” Aku (Ruqoiyah) menjawab “Utsman adalah orang yang paling baik”, Maka Nabi SAW berkata “Muliakanlah Utsman ra, karena sesungguhnya dia adalah orang yang menyerupai akhlakku diantara sahabat-sahabatku.” (Khulafaur Rosyidin hal. 150)

Rabu, 17 Maret 2010

Utsman bin Affan

30 Robiul Awwal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
16 Maret 2010 M

“SYAIDINA USTMAN BIN AFFAN RA.”

1) Syaidina Utsman ra mempunyai 2 julukan Abu Amar dan Abu Abdillah dan bergelar Dzur Nurain demikianlah Utsman ra seseorang yang di panggil dilangit dengan sebutan Dzur Nurain. Dikatakan baginya bahwa belum diketahui seseorang dengan dua putri Nabi SAW selain Utsman bin Affan ra. Dikatakan beliau menghatamkan Al qur’an dalam sholat witir, maka Al-qur’an adalah satu cahaya dan sholat malam adalah cahaya yang lain. Dikatakan bahwa sesungguhnya Utsman bin Affan ra apabila masuk surga maka bercahaya dua sinar cahaya baginya, oleh karena itu beliau dikatakan Dzur Nurain.
2) Dari Abu Musa Al Asy’ari ra bahwa sesungguhnya Nabi SAW sedang duduk pada suatu tempat yang ada airnya, maka tersingkaplah kedua lutut Nabi SAW atau salah satunya. Ketika Utsman bin Affan ra masuk ke tempat tersebut, maka Nabi SAW segera menutupnya sambil berkata “tidakkah aku malu dari seseorang yang mana para malaikat malu dari orang tersebut.”
3) Ibnu Mauhab berkata, ada seseorang dari negeri Masir datang dan menunaikan ibadah haji, maka dia melihat sekelompok orang sedang duduk maka dia bertanya “Siapakah orang-orang tersebut?”, maka orang-orang menjawab “Mereka adalah kaum Quraisy”. Orang itu bertanya lagi “Siapakah orang yang tertua diantara mereka?”, orang-orang menjawab “Abdullah bin Umar”, kemudian orang tersebut berkata “Wahai Ibnu Umar, sesunguhnya aku bertanya kepadamu tentang sesuatau maka ceritakanlah hal tersebut kepadaku, apakah engkau tau bahwa sesungguhnya Utsman bin Affan ra telah lari pada perang badar?”, Ibnu Umar menjawab “Ya benar!”. “Apakah engkau tau bahwasanya Utsman bin Affan ra. tidak ikut perang badar?”, Ibnu Umar menjawab “Ya benar!”, “Apakah engkau tahu bahwa sesunguhnya Utsman ra. tidak hadir pada bai’at Ridwan dan tidak ikut dalam bai’at Ridwan?”, Ibnu Umar menjawab “Ya benar!”, maka orang tersebut berkata “Allahu Akbar!, (seraya mengganggap baik akan jawaban Ibnu Umar karena sesungguhnya Ibnu Umar telah sesuai dengan keyakinan orang tersebut).” Lalu Ibnu Umar menjawab supaya orang tersebut berubah keyakinannya. “Kemarilah engkau aku akan jelaskan kepadamu, Adapun Utsman ra lari pada perang tersebut maka saksikanlah bahwa Allah SWT telah mengampuni dan memaafkan beliau (Allah SWT berfirman artinya “Sesungguhnya Allah telah mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Peyayang), Adapun Utsman bin Affan tidak hadir dalam perang badar, maka sesungguhnya beliau mengurusi anak perempuan Nabi SAW yang sedang jatuh sakit (yang bernama Ruqoiyah, berumur 20 tahun) Nabi SAW berkata kepada Utsman ra “Sesungguhnya bagimu pahala orang yang telah mengikut perang badar dan bagian rampasan perang badar”. Adapun Utsman bin Affan tidak hadir dalam bai’at Ridwan maka seandainya ada seseorang yang lebih mulia di kota Mekkah selain dari Utsman bin Affan ra niscaya Nabi SAW akan mengutus dan menggantikan tempat Utsman bin Affan, maka Rasulullah SAW mengutus Utsman ra. dan bai’at Ridwan terjadi setelah kepergian Utsman ke kota Mekkah. Nabi SAW bersabda dengan tangan kanan beliau, “Ini lah tangan Utsman ra. maka beliau menepuk dengan tangannya diatas tangan Syaidina Utsman ra seraya berkata inilah Utsman bin Affan”. Kemudian Ibnu Umar berkata kepada orang tersebut “Sekarang pergilah engkau dengan keteranganku ini (jawaban-jawaban yang telah aku jelaskan kepadamu sehingga akan hilang darimu apa-apa yang menjadi keyakinanmu tentang ketidakhadiran Utsman bin Affan”. (Kitab Fatchul Baar, Sarah Bukhoir Juz 7 – hal. 66 – Kitab Irsyadus Saari Sarah Bukhori juz 6 hal. 109)

Selasa, 09 Maret 2010

Syaidina Utsman bin Affan

23 Robiul Awwal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
9 Maret 2010 M


“SYAIDINA USTMAN BIN AFFAN RA.”


1) Syaidina Ustman bin Affan bin Abil Asy bin Umayyah bin Abu Syams bin Abdul Manaf Al Amawiyi Al Quraisy. Beliau dilahirkan pada tahun ke 5 dari kelahiran Nabi SAW. Beliau tumbuh diatas akhlak yang mulia dan mempunyai perilaku yang baik.

2) Ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW, maka Ustman ra termasuk orang-orang yang pertama (terdahulu) memeluk agama Islam diatas tangan Abu Bakar As Shiddiq. Rasulullah mengawinkan Ustman ra. dengan putri beliau yang bernama Ruqoiyyah. Ketika orang-orang musyrik menyakiti orang-orang Islam maka Ustman hijrah beserta Istrinya ke negeri Habasyah, kemudian beliau kembali ke Makkah sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Dan beliau ikut beserta Rasulullah SAW pada setiap medan Syahid (perang), akan tetapi beliau tidak bisa ikut pada perang badar oleh karena kesibukan beliau merawat Istrinya yang meninggal setelah menolong orang-orang muslim pada pada medan syahid dan Rasulullah memberi bagian kepada Syaidini Ustman ra dalam harta rampasan perang kemudian Rasulullah mengawinkan Ustman dengan putri beliau yang kedua bernama Ummi Kultsum. (Itmamulwafa’ Fi Sirotil Khulafa’ hal. 176)

3) Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang menggali sumur “Ruumah” maka baginya surga.” maka Ustman ra segera menggali sumur tersebut.
Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa mempersiapkan diri dalam menghadapi perang Jaisal Ustroh (perang tabuk) maka baginya surga.” Maka Syaidina Utsman mempersiapkan diri untuk menghadapi perang tabuk dengan uang 1000 dinnar dan 300 ekor unta .” (Irsyadul Sa’ari juz 6 hal. 106)

4) Dari Abullah bin Qois Al Asyari bahwasanya Nabi SAW masuk pada satu pagar dan memerintahkan kepadaku untuk menjaga pintu pagar tersebut, kemudian datang seseorang minta ijin untuk masuk, maka Nabi berkata “Ijinkan dia masuk dan beri kabar gembira dengan surga”, ternyata dia adalah Abu Bakar As Shiddiq ra. Kemudian datang orang lain minta ijin masuk maka Nabi berkata “Ijinkan dia masuk dan beri kabar gembira dengan surga”, ternyata dia adalah Umar bin Khottob ra. Kemudian datang orang lain lagi minta ijin masuk, maka Nabi diam sejenak dan berkata “Ijinkan dia masuk dan beri kabar gembira dengan surga atas bencana yang bakal menimpanya”, ternyata dia adalah Utsman bin Affan. Kemudian dia berkata “Ya Allah! berilah Kesabaran” (Fachul Baar juz 7 hal. 65)

Selasa, 02 Maret 2010

UMAR BIN KHOTTOB MASUK ISLAM

16 Robiul Awwal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
2 Maret 2010 M


“UMAR BIN KHOTTOB RA. MASUK ISLAM”


1. Dikatakan bahwasanya ketika Umar masuk Islam beliau pergi kerumah Abu Jahal (orang yang paling memusuhi Rasulullah SAW) kedatangan Umar tersebut untuk memberitahukan kepada Abu Jahal bahwasanya beliau (Umar ra) telah masuk agama Islam. Maka Umar pagi-pagi berangkat sampai tiba dan memukul pintu rumah Abu Jahal dan keluar Abu Jahal menghadap Umar sambil berkata “Selamat datang wahai anak saudara perempuanku! Ada apa kedatanganmu ini?”, Umar ra menjawab “Aku datang untuk memberitahukan kepadaku bahwa sesungguhnya aku telah beriman kepada Allah SWTdan Muhammad SAW dan aku membenarkan syariat yang telah dibawa oleh Muhammad SAW.” Maka Abu Jahal menutup pintu dihadapan Umar seraya berkata “Mudah-mudahan Allah menjahatkan engkau dan apa yang engkau bawa”

2) Setelah Umar ra memeluk agama Islam
Setelah Umar memeluk agama Islam beliau berkata “Wahai Rasulullah, tidakkah kami diatas kebenaran seandainya kami mati atau hidup?”, Rasulullah SAW menjawab “Ya benar demi jiwaku yang berada diatas tangan – Nya, sebenarnya kalian diatas kebenaran baik kalian mati atau hidup.” Umar ra berkata “Mengapa kita sembunyi-sembunyi wahai Rasulullah?, karena apa kita menyembunyikan agama kita? Kita diatas kebenaran dan mereka diatas kebatilan.” Rasulullah menjawab “Wahai Umar sesungguhnya kita masih sedikit. Sungguh engkau telah melihat apa-apa (siksaan) yang kita dapatkan” maka Umar berkata “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran tidak akan tersisa satu majelis yang aku duduk didalamnya dengan kekufuran kecuali aku duduk didalamnya dengan keimanan.” Kemudian Umar keluar dalam satu barisan dan Hamzah paman Rasulullah dibarisan yang lain sehingga para sahabat masuk ke masjid, maka orang-orang Qurais melihat kepada para sahabat Nabi dan kesusahan yang berat telah menimpa kepada orang-orang Qurais yang tidak perna menimpa semisalnya. Maka pada hari itu Rasulullah SAW menamakan Umar dengan julukan Al Faruq, karena sesungguhnya Umar telah memisahkan diantara kebenaran dan kebatilan. (‘Adhomatul Rosul hal. 147 – 148)

Rabu, 24 Februari 2010

UMAR BIN KHOTTOB MASUK ISLAM

9 Robiul Awwal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
23 Februari 2010 M


“UMAR BIN KHOTTOB RA. MASUK ISLAM”


1. Umar ra berkata : “beritahukan saya tempat Muhammad, sehingga saya bisa menemui beliau dan saya akan masuk Islam.” Maka orang itu mengantar Umar untuk menemui Rasulullah SAW, waktu itu beliau sedang berada dirumah Arqom bin Abi Arqom dengan para sahabatnya. Maka Umar segera berangkat sambil membawa pedang dipinggangnya, kemudian Umar menuju ke tempat Rasulullah dan para sahabatnya, lalu Umar mengetuk pintu. Ketika para sahabat mendengar suara Umar berdirilah seorang laki-laki diantara para sahabat Rasulullah SAW dan melihat dari lubang pintu, maka sahabat tersebut melihat Umar sambil membawa pedang dipinggangnya. Sahabat tersebut segera menemui Rasulullah dalam keadaan gelisah, kemudian berkata kepada Rasulullah “sekarang Umar datang sambil membawa pedang dipinggangnya!”, Maka Syaidina Hamzah berkata “Biarkan dia masuk, seandainya dia datang dengan tujuan baik, kami akan membalas dengan baik, kalau dia bertujuan jahat, maka kami akan membunuh dengan pedangnya!” Rasulullah SAW berkata, “Berilah ijin dia untuk masuk”, kemudian salah seorang sahabat memberi ijin untuk masuk dan Rasulullah berdiri untuk menemui Umar disalah satu kamar. Kemudian Rasulullah memegang surban Umar seraya berkata “Wahai putra Khottob apa perlu mu datang kesini ? Demi Allah, Aku tidak pernah melihat kedatanganmu sehingga Allah memberi kegelisahan karena kedatangamu!”.

2. Syaidina Umar ra berkata “Wahai Rasulullah aku datang kepadamu untuk mengatakan beriman kepada Allah dan Rasul – Nya dan sekaligus dengan apa yang datang dari Allah (wahyu)” maka Rasulullah mengucapkan takbir satu kali. Akhirnya para sahabat yang berada dirumah Arqom bin Abi Arqom mengetahui bahwa Syaidina Umar ra. telah masuk Islam, kemudian para sahabat mengucapkan takbir sehingga suara takbir para sahabat tersebut terdengar disepanjang jalan kota Mekkah.

3. Ketika orang Qurais mengetahui bahwa Umar telah masuk Islam, mereka berkata “Diantara golongan kami telah menyadari tentang kebenaran Islam” kemudian para sahabat Rasulullah keluar dari tempat tinggal mereka dan para sahabat merasa menjadi orang mulia dan kuat ketika Umar ra. dan Hamzah masuk Islam. Sedangkan orang Qurais mengetahui sesungguhnya Umar ra dan Hamzah ra akan membela Rasulullah SAW dan para sahabat merasa tenang dengan pembelaan mereka berdua dari musuh-musuh sahabat. (Adhomatul Rasul SAW hal. 146 – 147)

Rabu, 17 Februari 2010

Umar bin Khottob Masuk Islam

2 Robiul Awwal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
16 Februari 2010 M

“UMAR BIN KHOTTOB RA MASUK ISLAM”

1) Maka kembali Umar ke adik perempuan dan adik sepupunya, pada waktu itu ada Khobab beserta mereka sambil membawa lembaran Al Qur’an yang berisi surat Thoha yang artinya (Thahaa, Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi, (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam diatas ‘Arsy. Kepunyaan – Nya lah semua yang ada dilangit, semua yang dibumi, semua yang diantara keduanya dan semua yang dibawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersebembunyi. Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al Asmaaul Husna (nama-nama yang baik)

2) Dan adalah Khobab terlebih dahulu membacakan surat tersebut kepada Fatimah adik Umar. Ketika mereka bertiga membaca surat tersebut maka Umar ra mengetahui persembunyian Khobab pada satu sudut rumah, dan Fatimah mengambil lembaran tersebut dan meletakkan dibawah pahanya.

3) Kemudian Umar ra masuk seraya berkata “Ada apa suara bisik-bisik ini! yang aku dengar tadi, sungguh aku diberitahu bahwasanya kalian berdua adalah pengikut agama Muhammad” Kemudian Umar ra, menyerang Said maka Fatimah berdiri untuk mencegahnya, maka Umar memukul Fatimah dan melukainya. Kemudian mereka berdua berkata kepada Umar “Sungguh kami telah masuk agama Islam dan berbuatlah engkau sebagaimana telah tempak bagimu”

4) Ketika Umar melihat darah pada adiknya, maka dia menyesal atas perbuatannya dan sadar serta menahan diri sambil berkata kepada Fatimah “Berikan aku lembaran tersebut yang telah kalian baca tadi. Ajaran apa yang telah dibawa Muhammad?” Sesungguhnya Umar ra orang telah mengerti bacaan dan tulisan.

5) Maka Fatimah berkata kepada Umar ra, “Sesungguhnya kami takut engkau mengetahui lembaran tersebut”, kemudian Umar ra berkata “Jangan engkau takuti! dan aku berjanji akan mengembalikan lembaran tersebut apabila telah selesai membacanya.” Maka Fatimah ingin sekali melihat Umar ra masuk agama Islam sambil berkata kepada Umar ra ,”Bahwasanya tidaklah akan menyentuh lembaran ini kecuali orang yang suci” maka Umar ra berdiri bergegas mandi, kemudian Fatimah memberikan lembaran tersebut kepada Umar ra dan kemudian Umar ra membacanya maka ada rasa takut yang menyelimuti Umar ra sambil berkata, “Betapa indah dan mulya isi omongan ini dan tidak sepantasnya bagi seseorang yang berkata hal tersebut untuk menyembah Tuhan Allah beserta yang lainnya.”

6) Pada waktu itu tiba Khobab seraya berkata, “Wahai Umar ra, demi Allah sesungguhnya aku mengharap agar Allah memberi keistimewaan kepadamu dengan doa Nabi. Sesungguhnya aku kemarin telah mendengar Nabi berdoa “Ya Allah kuatkanlah agama Islam dengan Umar bin Khottob”. Maka Fatimah meminta Umar ra untuk bersumpah kepada Allah (Kitab A’dhomatul Rasul hal. 145 – 146)

Rabu, 10 Februari 2010

24 Shofar 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
9 Januari 2010 M


“UMAR BIN KHOTTOB RA”


1) Allah SWT berfirman : “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah ayat 100)

2) Umar bin Khottob ra. masuk agama Islam setelah orang-orang Islam hijrah ke negeri Habasyah. Adalah Abdullah bin Mas’ud berkata dulu kami tidak mampu untuk sholat disisi Ka’bah sehingga Umar ra masuk agama Islam, ketika beliau masuk agama Islam, maka beliau memerangi orang-orang kafir Qurais sampai beliau sholat disisi Ka’bah dan kami pun sholat beserta beliau. Sesungguhnya Umar masuk Islam merupakan suatu kemenangan dan hijrahnya beliau merupakan suatu pertolongan dan pemerintahan beliau merupakan rahmat. Umar ra sebelum masuk Islam adalah orang yang paling keras menentang orang-orang yang telah masuk Islam. Dalam perkara Umar ra Allah menurunkan firman “Wahai Nabi cukuplah Allah atas kamu dan orang-orang mukmin yang menyertai dirimu.” Dalam peristiwa Umar masuk Islam dikatakan bahwa Fatimah adik perempuan Umar ra masuk Islam terlebih dahulu juga Said bin Zaid sepupu Umar ra. Said bin Zaid menyembunyikan Islamnya karena takut terhadap kaumnya. Adalah Khobab bin Arit pergi ke rumah Fatimah, untuk membacakan Qur’an kepadanya, maka Umar ra pada suatu hari keluar sambil membawa pedang hendak menuju Rasulullah dan para sahabatnya dan pada waktu itu Rasulullah beserta Hamzah, Abu Bakar, Ali ra dan orang-orang yang bermukim dikota Mekkah yang tidak hijrah, maka Nu’aim bin Abdillah salah seorang yang menyembunyikan Islamnya bertemu Umar ra seraya berkata “Hendak kemana kemana engkau, hai Umar?”, Umar menjawab “Aku hendak menemui Muhammad. Muhammad ini adalah orang yang pindah agama, orang yang memecah belah kaum Qurais, menganggap bodoh pikiran-pikiran kaum Qurais, mencela agama orang Qurais dan mencaci maki Tuhan-Tuhan orang Qurais. Maka aku hendak membunuhnya.” Maka Nu’aim berkata kepada Umar ra. “Demi Allah! Sungguh nafsumu telah membuat kamu jahat. Tidak kah engkau melihat bani Abdul Manaf akan meninggalkanmu berjalan diatas bumi seandainya engkau membunuh Muhammad?, apakah sebaiknya engkau pulang saja ke keluargamu dan melaksanakan perkara keluargamu?”, Umar ra bertanya “Siapa keluargaku?”, Nu’aim berkata “Demi Allah! Said anak pamanmu dan adik perempuanmu Fatimah telah masuk agama Islam.” (Kitab Hadhomatul Rasulullah hal. 144 – 145)

Selasa, 26 Januari 2010

PEMIMPIN SETELAH NABI MUHAMMAD SAW

10 Shofar 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
26 Januari 2010 M


PEMIMPIN YANG BENAR SETELAH NABI


1) Dan sudah menjadi ketetapan bahwa Ali ra berkata , “Rasulullah SAW telah medahulukan Aba Bakar ra. Maka beliau sholat bersama orang-orang padahal aku hadir dan sehat. Seandainya Nabi SAW berkendak mendahulukan aku, maka beliau mendahulukan aku. Apakah kami tidak rela untuk urusan dunia kami terhadap orang yang diridhoi oleh Rasulullah untuk kepentingan agama kami.” (Sirrotun Nabi Al Mukhtar hal. 403)

2) Dari Ibnu Umar sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu hari keluar, maka beliau masuk ke masjid dan Abu Bakar adalah salah satu diantara dua orang yang berada disebelah kanan Nabi dan yang lainnya berada disebelah kiri Nabi SAW, pada waktu itu Nabi memegang tangan mereka berdua seraya berkata, “seperti inilah kita kelak dibangkitkan dihari kiamat”.

3) Dari Aisyah ra. berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sepantasnya bagi satu kaum yang mana Abu Bakar berada ditengah-tengah mereka untuk menjadi seorang imam selain dari pada Abu Bakar.” Ini merupakan dalil akan keutamaan Abu Bakar dalam masalah agama diatas seluruh sahabat yang lain. Maka lebih dulunya Abu Bakar sebagai kholifah adalah lebih utama. (Tuhfatul Akhwadzi, juz 10 hal. 158 / 237)

4) Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang telah berani mencaci makimu Hai Abu Bakar, maka sungguh telah kafir.”

5) Rasulullah SAW bersabda : “Demi Dzat yang telah mengutusku dengan hak sebagai Nabi, tidak bakal masuk surga orang yang membencimu sekalipun amal ibadahnya seperti tujuh puluh Nabi.” (Insanul Uyun hal. 39)

6) Ada seseorang yang datAng kepada Ali ra seraya berkata “Engkau adalah sebaik-baik manusia”, maka Ali ra bertanya “Apakah engkau pernah melihat Rasulullah SAW?”, orang tersebut menjawab “Tidak”, “Apakah engkau telah melihat Abu Bakar ra”, orang tersebut menjawab “Tidak”, maka Ali ra berkata “Ingatlah engkau! Seandainya engkau berkata bahwasanya engkau pernah melihat Nabi, niscaya aku bunuh engkau dan seandainya engkau berkata bahwasanya engkau pernah melihat Abu Bakar ra dan Umar ra, maka aku akan cambuk engkau dengan cemeti dan akan aku hukum engkau sebagai seorang pendusta.” (Hayatul Shohabah, Juz 2 – hal 211)

Selasa, 19 Januari 2010

Memuliakan Abu Bakar As Shiddiq ra.

3 Shofar 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
18 Januari 2010 M

ABU BAKAR AS SHIDDIQ RA.

1)Rasulullah SAW bersabda : “Seandainya aku mengambil seorang sahabat niscaya aku
mengambil Abu Bakar sebagai seorang sahabat, akan tetapi sesungguhnya sahabat
kalian adalah kekasih Allah SWT.”

2)Ali ra. berkata “Wahai kholifah Rasulullah hendak kemana engkau? Aku berkata
kepadamu sebagaimana Rasulullah SAW berkata pada hari Uhud, “ Masukkan pedangmu dan
jangan sampai kami kehilangan dirimu! Kembalilah engkau ke Kota Madina!.” Demi
Allah! seandianya kami kehilangan dirimu, niscaya tidak ada aturan bagi agama Islam
untuk selamanya”. (Kitab : Al Bidayah Wannihaya hal 236 - juz 6)

3)Dari Muhammad Al Baqir berkata : “Ada seseorang datang kepada bapaknya yaitu Zainal
Abidin ra seraya berkata, “ceritakan kepadaku tentang Abu Bakar ra!”, maka Zainal
Abidin berkata tentang Abu Bakar As Shiddiq ra, maka orang tersebut berkata “Adakah
engakau menamakan Abu Bakar dengan sebutan As Shiddiq”, maka Zainal Abidin berkata
“Celaka engkau!! Sungguh Rasulullah SAW telah menamakan Abu Bakar dengan sebutan As
Shiddiq, begitu juga kaum muhajirin dan Anshor. Barangsiapa yang tidak mau
menamakan Abu Bakar dengan sebutan As Shiddiq, maka Allah tidak membenarkan
ucapannya di dunia dan di akhirat. Sekarang pergilah, cintailah Abu Bakar dan Umar
ra.” (As Sowaai’ Al Muhriqoh hal. 78)

4)Ketika Rasulullah SAW keluar dalam keadaan menghindar dari kejaran orang musyrik,
beliau keluar di malam hari, maka Abu Bakar mengikuti Nabi SAW. Mulailah Abu Bakar
berjalan sekali-kali dari arah depan Nabi, dibelakang Nabi, disamping kanan dan
kiri Nabi, maka Rasulullah SAW bertanya “ada apa ini hai Abu Bakar, aku tidak
mengerti akan perbuatanmu ini?”, maka Abu Bakar menjawab “Wahai Rasulullah aku
ingat akan sakit mata, maka aku berada didepanmu, aku ingat akan tuntutan maka aku
berada dibelakangmu dan terkadang disamping kanan dan kirimu, tidak ada yang
memberi rasa aman atas dirimu (Nabi SAW)”, maka Rasulullah SAW berlalu diatas
ujung-ujung jari kaki beliau sampai terasa nyeri. Ketika Abu Bakar melihat
sesungguhnya ujung kaki Nabi SAW terasa nyeri maka beliau mengendong Nabi diatas
pundaknya sampai tiba di sebuah gua, dan beliau menurunkan Nabi SAW. Kemudian Abu
Bakar berkata “Demi Allah ! jangan engkau masuk ke dalam gua sehingga aku masuk
lebih dahulu, seandainya di dalam ada sesuatu niscaya akan tampak pada diriku
sebelum dirimu dan Abu Bakar tidak melihat sesuatu yang membuat ragu akan dirinya.”
Sehingga beliau menggendong Nabi dan menurunkannya di dalam gua. Dan didalam gua
ada lubang-lubang ular, ketika Abu Bakar melihat hal tersebut maka beliau menutupi
lubang tersebut dengan telapak kakinya sehingga ular tersebut keluar menggigit
beliau. Sehingga air mata Abu Bakar menetes diatas pipi Nabi, oleh karena menahan
sakit yang didapatnya. Rasulullah SAW berkata “jangan engkau susah, sesungguhnya
Allah SWT beserta kita, sehingga Allah menurunkan rasa ketenangan-Nya untuk
menentramkan hati Abu Bakar ra. Rasulullah SAW berkata “Mudah-mudahan Allah SWT
mencurahkan rahmat kepadamu dari orang yang benar, yang mana engkau telah
membenarkan diriku ketika orang-orang mendustakan aku (Nabi SAW) dan engkau
menolong aku ketika orang-orang menghina diriku dan engkau beriman kepadaku ketika
orang-orang mengingkari aku.”(Ar Riqoh hal. 73 – 74)

Rabu, 13 Januari 2010

Sedangkan aliran Syi’ah sendiri terpecah menjadi 24 golongan, termasuk aliran Syi’ah IMAMIAH ISTNA ASYARIYAH yang banyak dianut oleh masyarakat Iran dan juga di Indonesia, adapun aliran-aliran Syi’ah tersebut adalah :


1) Syi’ah Sabaiyah dipimpin oleh Abullah bin Saba’, golongan ini yang menyakini
bahwa Ali ra adalah Tuhan.
2) Syi’ah Dubabiyah golongan ini menyakini bahwa Nabi Muhammad sama dengan Tuhan.
3) Syi’ah Dimiyah, golongan ini meyakini bahwa Syaidina Ali adalah Tuhan.
4) Syi’ah Isnainiyah, golongan ini meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Tuhan.
5) Syi’ah Homsiyah, golongan ini meyakini bahwa Nabi Muhammad, Syaidina Ali,
Fatimah, Hasan dan Husein disamakan dengan Tuhan.
6) Syi’ah Muqliniyah, dipimpin oleh Muqni, aliran ini meyakini bahwa Muqni adalah
Tuhan setelah Imam Husein.
7) Syi’ah Baziiyah, dipimpim oleh Bazi’ bin Yunus, golongan ini meyakini sebagian
para Imam menjalankan mi’roj dan mereka mendapat wahyu.
8) Syi’ah Sarihiyah, dipimpin oleh Syarigh, golongan ini meyakini bahwa sifat
KETUHANAN (malahut) dan KEMANUSIAAN (nasut) bersatu di lima orang, yaitu : Nabi
Muhammad, Syaidini Ali , Abbas, Ja’far dan Aqil.
9) Syi’ah Rozamiah, golongan ini meyakini bahwa Tuhan bertempat di jazadnya Abu
Muslim.
10)Syi’ah Bayaniyah, dipimpin oleh Bayan bin Saman Attamimi, golongan ini meyakini
bahwa Tuhan seperti manusia, dan nyawa Tuhan akan pindah ke jazadnya Syaidini Ali.
11)Syiah Jaahaniyah, dipimpin oleh Abdullah bin Muawiyah, golongan ini meyakini
bahwa Tuhan punya nyawa dan mereka tidak percaya pada hari kiamat serta
menghalalkan yang haram.
12)Syi’ah Ishakiyah, golongan ini meyakini bahwa bumi terus ada dan bumi terus ada
Nabi.
13)Syi’ah Mufdiliyaha, dipimpin oleh Mufdil Assoirofi, golongan ini meyakini bahwa
Nabi dan Rasul terus ada serta tidak terputus untuk selamanya.
14)Syi’ah Khot Tobiyah, dipimpin oleh Abu Khottob, golongan ini meyakini bahwa
setiap orang mukmin menerima wahyu, bahkan mereka meyakini juga bahwa Abu Khottob
sebagai Nabi.
15)Syi’ah Mu’mariyah, dipimpin oleh Ma’mar, golongan ini meyakini Jakfar Shoddiq
adalah nabi dan Ma’mar juga Nabi.
16)Syi’ah Imamiyah, golongan ini meyakini bahwa Syaidini Ali derajatnya sama dengan
Nabi Muhammad SAW.
17)Syi’ah Albaiyah, dipimpin oleh Alba’ bin Auro’ Al Asadi, golongan ini meyakini
bahwa Syaidini Ali lebih utama dari pada Nabi.
18)Syi’ah Hurobiyah, golongan ini meyakini bahwa malaikat Jibril menyampaikan wahyu
kepada Syaidini Ali bukan kepada Nabi Muhammad SAW, berarti Jibril keliru
menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.
19)Syi’ah Nasiriah, golongan ini mengetahui Tuhan berada di jasad Syaidini Ali dan
anak-anaknya.
20)Syi’ah Mansuriah, aliran ini dipimpin oleh Abu Mansur, golongan mengatakan surga
dan neraka tidak ada dan hokum syariat hanya buatan ulama saja.
21)Syi’ah Kamiliah, dipimpin oleh Abu Kamil, golongan ini meyakini bahwa semua
sahabat Nabi Muhammad adalah kafir termasuk Syaidini Ali.
22)Syi’ah Humamiyah, golongan ini meyakini bahwa setiap musim, Tuhan turun kealam
dunia sembunyi di balik mega kemudian berkeliling dunia, lalu kembali lagi ke
langit.
23)Syi’ah Muhiriyah, golongan ini meyakini bahwa Muhammad bin Abdullah adalah Imam
Mahdi.
24)Syi’ah Tafwidiyah, golongan ini meyakini bahwa sesungguhnya Tuhan menciptakan
Nabi Muhammad untuk membuat bumi dan seisinya.

Minggu, 10 Januari 2010


Gambar Menara Masjid Agung Bangil, yang pertama kali. Masjid ini masih belum direnovasi dari semenjak berdiri sampai sekarang masjid ini belum direnovasi sama sekali.
“Beberapa Banyak Allah SWT Menegur Nabi SAW ”

1) Rasulullah SAW bersabda : “Setiap manusia mempunyai kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat. Selain dari pada para Nabi adalah terjaga (Maksum) dalam menyampaikan risalah dari Allah SWT.”

2) Allah SWT berfirman : “Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu, kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At Tahrim ayat 1 – 2)

3) Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata : “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah disisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dholim. Dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.”
(QS. At Tahrim ayat 11 – 12)

4) Allah SWT berfirman : “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?.” (QS. Abasa ayat 1 – 4)

5) Allah SWT berfirman : “Semoga Allah mema’afkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?.”
(QS. At Taubah ayat juz. 10 – ayat 34)

6) Allah SWT berfirman : “Sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedangkan Allah-lah yang lebih berhak untuk kami takuti.” (QS Al Ahzab juz 22 ayat 37)

7) Allah SWT berfirman : “Nuh berkata : “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Huud juz 12 ayat 47)

8) Allah SWT berfirman : “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata : “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” (QS. Al Baqoroh juz 3 ayat 260)

9) Allah SWT berfirman : “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus) ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dholim.” (QS. Al Anbiya’ juz 17 – ayat 87)

Masjid Agung Bangil adalah sebuah masjid yang kecil berukuran 20 x 40 m. Menurut cerita dari para ta'mir yang terdahulu, bahwa masjid ini tidak diketahui kapan dibangun dan kapan masjid itu ada, akan tetapi masjid ini berdiri dengan begitu saja, sehingga orang-orang pada waktu itu menyebutnya dengan masjid tiban

Sabtu, 02 Januari 2010

Masjid Tiban Bangil


Konon bangunan masjid agung bangil ini, konon merupakan masjid Tiban. dalam arti bangunan yang terbuat dari kayu ini tiba-tiba muncul di tengah-tengah kota Bangil. dengan arsitektur SOKO WOLU, yaitu tiang penyangga utama yang terdiri dari empat kayu jati berukuran keliling 120 cm, dan tinggi 15 m, dipasak dengan 8 balok kayu jati berukuran 120 cm dan panjang 7 m di atasnya yang saling memaku. inilah salah satu masjid terantik yang ada di Indonesia. Menurut data yang ada pada artifak mihrob tertera tahun 1287 H.

MASJID AGUNG BANGIL

MASJID AGUNG BANGIL MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA SEMUA KALANGAN AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH