MASJID AGUNG BANGIL

Senin, 08 November 2010

11 Dzulqo’dah 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
19 Oktober 2010 M

“KEHIDUPAN PARA SAHABAT”


1) Nabi Muhammad SAW bersabda : “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah SWT. Dan tunduk serta taat kepada pemimpin sekalipun dia seorang hamba sahaya dari bangsa Habasyi. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup dari kalian setelah aku nanti maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka ladzimkan atas kalian dengan berpegangan kepada sunnahku dan sunnahnya khulafaurrosyidin. Peganglah syareat mereka dan gigitlah dengan gigi graham. Awas kalian terhadap perkara-perkara baru sebab sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat.”

2) Dari Umar ra. dalam hadits marfu’ “aku bertanya kepada Tuhanku tentang perselisihan diantara sahabat-sahabatku setelah aku nanti, aku diberi wahyu, “Wahai Muhammad sesungguhnya para sahabatmu disisi – Ku seperti bintang-bintang dilangit sebagiannya lebih kuat dari sebagian yang lain, dan setiap satu dari mereka adalah cahaya, barang siapa mengambil sesuatu yang ada pada mereka dari perselisihan mereka maka hal itu disisi-Ku adalah diatas petunjuk.” Dan Nabi SAW bersabda “para sahabatku laksana bintang-bintang, dimana saja diantara mereka engkau mengambil petunjuk, maka kalian akan mendapat petunjuk.”
(HR. Rozin)

3) Dari Khudaifah dalam hadits marfu’ Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya aku tidak tahu hitungan sisa hidupku diantara kalian, maka hendaklah kalian mengikuti dengan orang-orang setelah aku dan Nabi SAW memberi isyarat kepada Abu Bakar ra dan Umar ra.” (HR. Tirmidzi – kitab Hayatus Shohabah hal. 6 juz 1)

4) Urwah bin Mas’ud bertanya kepada sahabat-sahabatnya seraya berkata : “Wahai kaumku. Demi Allah! Sungguh aku telah datang sebagai utusan kepada raja-raja, dan aku telah datang kepada kaisar dan Qisroh, serta raja Najasyi. Demi Allah! Tidaklah aku melihat ada raja yang diagungkan oleh para sahabatnya sebagaimana para sahabat Nabi SAW mengagungkan beliau SAW. Demi Allah! Tidaklah Nabi mengeluarkan dahak kecuali dahak tersebut jatuh ditelapak tangan seseorang diantara mereka, maka orang tersebut menggosok-gosokkan dahak tersebut kewajah dan kulitnya. Apabila Nabi SAW memerintahkan mereka maka menyegerakan perintah tersebut, dan apabila wudlu maka hamper-hampir mereka saling baku hantam memperebutkan sisa air wudlu Nabi SAW. Apabila Nabi berbicara maka mereka merendahkan suaranya disisi Nabi SAW, mereka tidak berani memelototkan pandangannya karena mengagungkan kepada Nabi SAW dan sesungguhnya Nabi SAW telah membentangkan atas kalian garis-garis petunjuk maka terimalah pentunjuk tersebut. (Hayatus Shohabat hal. 153, juz 1)

MASJID AGUNG BANGIL

MASJID AGUNG BANGIL MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA SEMUA KALANGAN AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH