MASJID AGUNG BANGIL

Senin, 19 Desember 2011

Sholat Sunnah Tahajjud (1)

1) Allah SWT berfirman : “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Tuhannya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. Sajadah ayat 16 – 17)

2) Rasulullah SAW bersabda, “Semua manusia pada hari kiamat akan dikumpulkan disatu tempat lalu ada yang memanggil-manggil yang artinya “Dimana orang-orang yang menjauhkan lambungnya dari tempat tidur (yang menjalankan sholat tahajjud)”, maka mereka berdiri dengan jumlah yang sedikit, kemudian mereka dimasukkan surga tanpa perhitungan, lalu sisa semua manusia diperintah untuk menuju ketempat perhitungan. (HR. Baihaqi dari Asma’ binti Yazid)

3) Habib Abdullah Al Haddad sebagai wali qutub ghost (pilihan) pernah berkata dalam sebuah kitabnya nasehat-nasehatnya, “Ketahuilah bahwa melaksanakan sholat malam adalah pekerjaan yang paling berat bagi semua manusia, apalagi setelah bangun tidur. Sesungguhnya sholat malam bisa menjadi ringan kalau dibiasakan, dilakukan terus menerus, dilakukan dengan sabar dalam menjalankan, dan berusaha dilakukan sungguh-sungguh. Kemudian setelah itu baru pintu kerinduan kepada Allah SWT akan terbuka, manisnya berkomunikasi dengan Allah SWT dan nikmatnya menyendiri dengan Allah SWT.”

4) Sebagian orang-orang sholeh berkata, “selama 40 tahun aku tidak pernah susah kecuali ketika datangnya waktu subuh.” Sebagian ulama lain berkata, “Orang yang biasa sholat malam di malam harinya lebih senang dari pada orang yang biasa bermain pada waktu mereka bermain.” Ulama lain berkata, “Andaikan tidak ada pekerjaan sholat malam dan bertemu dengan saudara yang seiman maka aku tidak ingin berlama-lama hidup didunia.” Berita-berita yang seperti ini banyak sekali dan terkenal bahkan ada beberapa makhluk dari orang sholeh mengerjakan sholat fajar dengan wudlu nya sholat isya’, semoga mereka mendapat ridho dari Allah SWT.
(Kitab I’anatul Tholibin juz 1 hal. 267)

Selasa, 13 Desember 2011

KEUTAMAAN SHOLAT MALAM (TAHAJJUD)

17 Muharram 1433 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
13 Desember 2011 M




1) Allah SWT berfirman : “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.” (QS. Al Israa’ ayat 79)

2) Rasulullah SWT : “Paling utamanya puasa sunnah setelah puasa bulan romadhon adalah puasa sunnah dibulan muharram, paling utamanya sholat setelah fardlu adalah sholat malam.” (HR Muslim)

3) Nabi Muhammad SAW bersabda : “Lazimi oleh mu sholat malam karena sesungguhnya sholat malam itu kebiasaan orang-orang yang sholeh sebelum kalian, amal yang bisa mendekatkan diri bagi kalian, penebus dari segala perbuatan jahat, mencegah dari perbuatan dosa dan menolak segala penyakit dari badan.

4) Nabi Muhammad SAW bersabda : “Wahai manusia! sebarkan salam, berilah makanan, sambunglah tali silaturrohim dan sholatlah dimalam hari yang mana semua manusia masih tidur terlelap maka engkau akan masuk surga dengan selamat.

5) Disunnahkan sholat tahajjud dengan ijma’ yaitu sholat sunnah ditengah malam hari setelah tidur, makruh meninggalkan sholat tersebut bagi orang yang membiasakannya tanpa terpaksa dan dikuatkan hukumnya jangan sampai seseorang meninggalkan sholat dimalam hari setelah tidur sekalipun dua rokaat karena begitu besar fadhilanya sholat malam hari. Tidak ada batasan pada bilangan rokaat sholat tersebut. Dan dikatakan batasan sholat di malam hari adalah 12 rokaat. Hendaknya seseorang memperbanyak membaca doa dan istighfar pada malam hari. (Kitab I’anatun Tholibi juz 1 hal 268)

Selasa, 06 Desember 2011

ASWAJA

10 Muharram 1433 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
6 Desember 2011 M


ASWAJAH

1) Syech Muhyidin An Nawawi berkata dalam Syara shoheh Muslim, “Pengangkatan Abu Bakar ra. sebagai kholifah memang tidak ada nash yang jelas, akan tetapi dengan ijma’ para sahabat atas penggangkatan (penetapan) kholifah bagi beliau, para sahabat mengajukan Abu Bakar karena keutamaan beliau dikalangan para sahabat. Seandainya ada nash yang jelas tentang pengangkatan beliau kepada yang lainnya pastilah tidak akan terjadi pertentangan, yang pada mulanya timbul dari sahabat anshor sebagaimana ucapan mereka “Kami mempunyai pemimpin dan kalian mempunyai pemimpin sendiri”. Adapun dakwaan Syi’ah tentang adanya Nash atas Ali ra. maka hal tersebut adalah bathil karena tidak ada asal hukum yang disepakati oleh sekalian orang muslim dan orang pertama yang mendustakan mereka orang-orang Syi’ah adalah Ali ra. Seandainya ada nash disisi Ali ra. pastilah beliau menyebutkannnya dan tidak ada nukilan (cacatan) bahwasanya Ali ra. menyebut nash tersebut pada suatu hari ataupun dari hari-hari beliau. (Kitab Syiratul Bani Mukhtar hal. 404)

2) Sudah menjadi ketetapan bahwa sesungguhnya Ali ra pernah berkata, “Rasulullah telah mengajukan Abu Bakar ra, maka beliau sholat dengan sekalian manusia dan pada waktu itu aku (Ali ra) hadir tidak meninggalkan tempat dan aku dalam keadaan sehat tidak sakit. Seandainya Nabi SAW berkehendak mengajukan Aku pastilah beliau mengajukan diriku. Apakah kami tidak rela pada urusan dunia kami terhadap orang yang Rasulullah meridhoi dirinya untuk agama kami.”

3) Dari Ali ra bahwasanya beliau berkata, “Wahai manusia!, beritahukan kepadaku siapa yang manusia yang paling berani?, Mereka menjawab, “Engkau!”. Ali ra. berkata, “Bukan aku.” Sahabat bertanya, “Lalu siapa?”, Ali ra berkata, “Dia adalah Abu Bakar ra.” Ali ra. berkata, “Sungguh aku melihat Rasulullah SAW dan orang-orang Qurais menangkap beliau SAW. Orang yang ini mendorong beliau SAW, yang ini mengoyak beliau SAW. Orang-orang Qurais berkata “Engkau SAW adalah orang yang menjadikan Tuhan-Tuhan menjadi satu Tuhan.” Ali ra. berkata, “Dami Allah!, tidak ada satu orang pun yang mendekat dari kami kecuali Abu Bakar ra. beliau memukul ini dan melawan yang ini, sambil berkata, “Celaka kalian, apakah kalian hendak membunuh seseorang yang berkata Allah adalah Tuhanku”. Kemudian Ali ra. mengangkat selimutnya lalu menangis sampai membasahi jenggotnya. kemudian Ali ra berkata, “Aku bersumpah atas kalian dengan Nama Allah SWT!, Adakah orang-orang yang beriman dari keluarga Fir’aun itu lebih baik dari pada Abu Bakar ra atau Abu Bakar ra. yang lebih baik dari pada keluarga Fir’aun?. Mereka adalah orang yang menyembunyikan keimanannya sedangkan Abu Bakar adalah orang menampakkan keimannya.” (Kitab Ad Dzur Mansur juz 5 – hal 22)

MASJID AGUNG BANGIL

MASJID AGUNG BANGIL MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA SEMUA KALANGAN AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH