MASJID AGUNG BANGIL

Senin, 19 Desember 2011

Sholat Sunnah Tahajjud (1)

1) Allah SWT berfirman : “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Tuhannya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. Sajadah ayat 16 – 17)

2) Rasulullah SAW bersabda, “Semua manusia pada hari kiamat akan dikumpulkan disatu tempat lalu ada yang memanggil-manggil yang artinya “Dimana orang-orang yang menjauhkan lambungnya dari tempat tidur (yang menjalankan sholat tahajjud)”, maka mereka berdiri dengan jumlah yang sedikit, kemudian mereka dimasukkan surga tanpa perhitungan, lalu sisa semua manusia diperintah untuk menuju ketempat perhitungan. (HR. Baihaqi dari Asma’ binti Yazid)

3) Habib Abdullah Al Haddad sebagai wali qutub ghost (pilihan) pernah berkata dalam sebuah kitabnya nasehat-nasehatnya, “Ketahuilah bahwa melaksanakan sholat malam adalah pekerjaan yang paling berat bagi semua manusia, apalagi setelah bangun tidur. Sesungguhnya sholat malam bisa menjadi ringan kalau dibiasakan, dilakukan terus menerus, dilakukan dengan sabar dalam menjalankan, dan berusaha dilakukan sungguh-sungguh. Kemudian setelah itu baru pintu kerinduan kepada Allah SWT akan terbuka, manisnya berkomunikasi dengan Allah SWT dan nikmatnya menyendiri dengan Allah SWT.”

4) Sebagian orang-orang sholeh berkata, “selama 40 tahun aku tidak pernah susah kecuali ketika datangnya waktu subuh.” Sebagian ulama lain berkata, “Orang yang biasa sholat malam di malam harinya lebih senang dari pada orang yang biasa bermain pada waktu mereka bermain.” Ulama lain berkata, “Andaikan tidak ada pekerjaan sholat malam dan bertemu dengan saudara yang seiman maka aku tidak ingin berlama-lama hidup didunia.” Berita-berita yang seperti ini banyak sekali dan terkenal bahkan ada beberapa makhluk dari orang sholeh mengerjakan sholat fajar dengan wudlu nya sholat isya’, semoga mereka mendapat ridho dari Allah SWT.
(Kitab I’anatul Tholibin juz 1 hal. 267)

Selasa, 13 Desember 2011

KEUTAMAAN SHOLAT MALAM (TAHAJJUD)

17 Muharram 1433 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
13 Desember 2011 M




1) Allah SWT berfirman : “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.” (QS. Al Israa’ ayat 79)

2) Rasulullah SWT : “Paling utamanya puasa sunnah setelah puasa bulan romadhon adalah puasa sunnah dibulan muharram, paling utamanya sholat setelah fardlu adalah sholat malam.” (HR Muslim)

3) Nabi Muhammad SAW bersabda : “Lazimi oleh mu sholat malam karena sesungguhnya sholat malam itu kebiasaan orang-orang yang sholeh sebelum kalian, amal yang bisa mendekatkan diri bagi kalian, penebus dari segala perbuatan jahat, mencegah dari perbuatan dosa dan menolak segala penyakit dari badan.

4) Nabi Muhammad SAW bersabda : “Wahai manusia! sebarkan salam, berilah makanan, sambunglah tali silaturrohim dan sholatlah dimalam hari yang mana semua manusia masih tidur terlelap maka engkau akan masuk surga dengan selamat.

5) Disunnahkan sholat tahajjud dengan ijma’ yaitu sholat sunnah ditengah malam hari setelah tidur, makruh meninggalkan sholat tersebut bagi orang yang membiasakannya tanpa terpaksa dan dikuatkan hukumnya jangan sampai seseorang meninggalkan sholat dimalam hari setelah tidur sekalipun dua rokaat karena begitu besar fadhilanya sholat malam hari. Tidak ada batasan pada bilangan rokaat sholat tersebut. Dan dikatakan batasan sholat di malam hari adalah 12 rokaat. Hendaknya seseorang memperbanyak membaca doa dan istighfar pada malam hari. (Kitab I’anatun Tholibi juz 1 hal 268)

Selasa, 06 Desember 2011

ASWAJA

10 Muharram 1433 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
6 Desember 2011 M


ASWAJAH

1) Syech Muhyidin An Nawawi berkata dalam Syara shoheh Muslim, “Pengangkatan Abu Bakar ra. sebagai kholifah memang tidak ada nash yang jelas, akan tetapi dengan ijma’ para sahabat atas penggangkatan (penetapan) kholifah bagi beliau, para sahabat mengajukan Abu Bakar karena keutamaan beliau dikalangan para sahabat. Seandainya ada nash yang jelas tentang pengangkatan beliau kepada yang lainnya pastilah tidak akan terjadi pertentangan, yang pada mulanya timbul dari sahabat anshor sebagaimana ucapan mereka “Kami mempunyai pemimpin dan kalian mempunyai pemimpin sendiri”. Adapun dakwaan Syi’ah tentang adanya Nash atas Ali ra. maka hal tersebut adalah bathil karena tidak ada asal hukum yang disepakati oleh sekalian orang muslim dan orang pertama yang mendustakan mereka orang-orang Syi’ah adalah Ali ra. Seandainya ada nash disisi Ali ra. pastilah beliau menyebutkannnya dan tidak ada nukilan (cacatan) bahwasanya Ali ra. menyebut nash tersebut pada suatu hari ataupun dari hari-hari beliau. (Kitab Syiratul Bani Mukhtar hal. 404)

2) Sudah menjadi ketetapan bahwa sesungguhnya Ali ra pernah berkata, “Rasulullah telah mengajukan Abu Bakar ra, maka beliau sholat dengan sekalian manusia dan pada waktu itu aku (Ali ra) hadir tidak meninggalkan tempat dan aku dalam keadaan sehat tidak sakit. Seandainya Nabi SAW berkehendak mengajukan Aku pastilah beliau mengajukan diriku. Apakah kami tidak rela pada urusan dunia kami terhadap orang yang Rasulullah meridhoi dirinya untuk agama kami.”

3) Dari Ali ra bahwasanya beliau berkata, “Wahai manusia!, beritahukan kepadaku siapa yang manusia yang paling berani?, Mereka menjawab, “Engkau!”. Ali ra. berkata, “Bukan aku.” Sahabat bertanya, “Lalu siapa?”, Ali ra berkata, “Dia adalah Abu Bakar ra.” Ali ra. berkata, “Sungguh aku melihat Rasulullah SAW dan orang-orang Qurais menangkap beliau SAW. Orang yang ini mendorong beliau SAW, yang ini mengoyak beliau SAW. Orang-orang Qurais berkata “Engkau SAW adalah orang yang menjadikan Tuhan-Tuhan menjadi satu Tuhan.” Ali ra. berkata, “Dami Allah!, tidak ada satu orang pun yang mendekat dari kami kecuali Abu Bakar ra. beliau memukul ini dan melawan yang ini, sambil berkata, “Celaka kalian, apakah kalian hendak membunuh seseorang yang berkata Allah adalah Tuhanku”. Kemudian Ali ra. mengangkat selimutnya lalu menangis sampai membasahi jenggotnya. kemudian Ali ra berkata, “Aku bersumpah atas kalian dengan Nama Allah SWT!, Adakah orang-orang yang beriman dari keluarga Fir’aun itu lebih baik dari pada Abu Bakar ra atau Abu Bakar ra. yang lebih baik dari pada keluarga Fir’aun?. Mereka adalah orang yang menyembunyikan keimanannya sedangkan Abu Bakar adalah orang menampakkan keimannya.” (Kitab Ad Dzur Mansur juz 5 – hal 22)

Kamis, 24 November 2011

KEUTAMAAN SHOLAT SUNNAH

1) Sholat Nafl diibaratkan dengan sunnah, Mandub, Hasan, Marghub, Mustahaq, Tathowwu’ dan Ikhsan kemudian sholat sunnah dibagi sholat sunnah Muakkad dan Ghoiru Muakkad. Dan beliau berkata bahwa sesungguhnya meninggalkan sunnah muakkad orang tersebut akan tersiksa sebab tercegah dari syafa’at Nabi SAW pada hari kiamat, sekalipun orang yang meninggalkan sunnah Muakkad tersebut tidak akan diadzab dengan api neraka. (Madzaibul Arba’ah juz 1 – hal. 64)
Disunnahkan sholat 4 rokaat sebelum Ashar dan Dhuhur serta sesudah Dhuhur. Dua rokaat setelah Maghrib dan Isya’ begitu juga sebelum keduanya. Dan juga 2 rokaat sebelum Shubuh.

1) Karena Sabda Nabi SAW, “Mudah-mudahan Allah SWT memberi rahmat orang yang sholat sunnah 4 rokaat sebelum Ashar. Maka sepantasnyalah menjaga sholat Sunnah tersebut seraya mengharap masuk didalam doa Nabi SAW.

2) Karena sabda Nabi SAW, “Barangsiapa menjaga 4 rokaat sebelulm Dhuhur serta 4 rokaat setelahnya maka Allah mengharamkan orang tersebut dari adzab neraka. Dan sholat Jum’at sama dengan sholat Dhuhur yaitu 4 rokaat qobliyah dan 4 rokaat ba’diyah.”

3) Karena hadits riwayat Imam Muslim bahwa sesungguhnya Nabi SAW sholat 2 rokaat sebelum dhuhur dan 2 rokaat setelahnya. 2 rokaat setelah Maghrib dan 2 rokaat setelah Isya’. Begitu juga 2 rokaat setelah Jum’at.”

4) 2 rokaat sebelum Shubuh sebagaimana Nabi SAW bersabda, “2 rokaat fajar (qoblah Shubuh) itu lebih baik dari dunia dan seisinya.”
Waktu Rowatib masuk sebelum sholat fardlu dengan masuknya waktu fardlu tersebut, dan rowatib tersebut setelah sholat fardlu yang mana masuk waktunya setelah melaksanakan fardlu tersebut. Waktu 2 rowatib tersebut keluar dengan keluarnya waktu fardlu tersebut.
(Nihayatus Zein hal. 99 – 101)

Minggu, 20 November 2011

SHOLAT

19 Dzulhijjah 1432 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
15 Nopember 2011 M



1) Allah SWT berfirman : (Minta bantuan) carilah bantuan dalam urusanmu. (dengan bersabar) mencegah hawa nafsu dari hal-hal yang tidak disenangi (atau dengan sholat) hanya sholat yang disebutkan secara khusus dari pada jenis ibadah yang lain karena memuliakan ibadah sholat, oleh karena itu apabila Nabi Muhammad SAW ketika ditimpa masalah berat maka bergegas untuk menjalankan sholat. (Karena sesungguhnya sholat adalah perkara besar) maksudnya sholat itu adalah masalah yang sulit dan berat (kecuali untuk orang yang hatinya khusuk) yaitu orang yang selamat dalam berbuat ketaatan.

2) Keharusan melaksanakan sholat adalah perkara yang sulit kecuali bagi orang yang hatinya khusuk untuk Allah SWT dan merasa takut dengan siksanya, menampakkan keimanan dari dalam hatinya dan meyakini akan bertemu dengan Allah SWT untuk dihitung amalnya. Maka mereka bergegas untuk melaksanakan sholat agar jiwanya tenang, hatinya tentram, pikirannya tenang dan menghilangkan beban dari segala masalah. Nabi Muhammad SAW bersabda : “yang paling aku cintai dari urusan dunia mu adalah perempuan dan minyak wangi. ketenangan hatiku dibuat didalam sholat.” (HR. Imam Ahmad dari Anas bin Malik) Tafsir Munir Juz 1 – hal 154 – 156

SHOLAT DI DALAM MASJID

3) Dari Abu Hurairoh ra. sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sesungguhnya para Malaikat memanjatkan doa untuk seseorang diantara kalian selama dia di dalam tempat sholatnya yang menjadi tempat sholatnya selama dia belum batal, Malaikat berdoa yang artinya “Ampunilah dia, dan berilah rahmat kepadanya”

4) Yang dimaksud tempat sholat menurut sebagian besar para ulama’ hanya tempat sujud dan ruku’ bukan masjid yang lain. Seandainya dia berpindah ke kiri dan ke kanan maka kebaikannya hilang. Yang dimaksud kebaikan adalah doa para Malaikat. Menurut Qodi’iyat yang dimaksud tempat sholat adalah masjid yang sebenarnya sekalipun dia pindah dari tempatnya ke tempat yang lain, kalau bukan begitu maka imam yang pindah tempat akan kehilangan kebaikan yang banyak. Menurut dhohir hadits adalah sholat secara mutlak baik fardlu maupun sunnah. (yang dimaksud belum batal) seandainya dia telah batal maka doa Malaikat diharamkan sekalipun dia tetap dalam posisi duduk. (Kitab Abi Jamroh hal. 48)

Minggu, 17 Juli 2011

16 Sya’ban 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
27 Juli 2010 M



“BULAN ROMADHON”

1. Dari Ibnu Umar berkata, “Bulan puasa dinamakan Romadhon karena sesungguhnya dosa-dosa hangus dalam bulan Romadhon”.

2. Dari Anas Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya bulan puasa dinamakan Romadhon karena sesungguhnya bulan Romadhon menghanguskan dosa-dosa.”

3. Dari Abu Hurairoh Rasulullah SAW bersabda “Sholat lima waktu dan sholat Jum’at serta Jum’at yang akan datang begipun bagi bulan Romadhon serta bulan Romadhon yang akan datang merupakan penebus-penebus dosa disela-sela waktu tersebut selagi dosa besar dijauhi.”

4. Dari Jabbir bin Abdillah Rasulullah SAW bersabda, “Umat ku pada bulan Romadhon diberi lima perkara yang mana Nabi-nabi sebelum aku tidak diberinya, adapun yang pertama “bahwasanya apabila pada awal malam dari bulan Romadhon Allah memandang dengan Rahmat-Nya kepada umat ku, dan barangsiapa yang dipandang dengan Rahmat Allah niscaya Allah SWT tidak akan mengadzabnya untuk selamanya.” Kedua “Bahwasanya bau mulut orang-orang yang berpuasa ketika saat sore itu lebih wangi bagi Allah SWT dari pada minyak kasturi.” Ketiga “sesungguhnya para malaikat memintakan ampun bagi orang-orang yang berpuasa setiap pagi dan malam.” Keempat “Sesungguhnya Allah SWT meminta kepada surga-Nya seraya berfirman “Bersiap-siaplah engkau dan berhiaslah engkau untuk hamba-hambaku tidak lama lagi mereka akan melepaskan lelah dari kepenatan dunia menuju negeri – Ku dan kemuliaan – ku.” Kelima “Apabila pada akhir malam bulan Romadhon maka Allah SWT mengampuni mereka yang menjalankan ibadah puasa semuanya.” Ada seseorang bertanya “apakah malam tersebut malam lailatul qodar?”, maka Nabi menjawab “Tidak!, tidakkah engkau melihat orang-orang yang sedang bekerja apabila telah selesai dari pekerjaannya maka dipenuhi ganjaran-ganjaran mereka?”
(Tafsir Addzur Mansyur jus 1, hal. 334)

Senin, 20 Juni 2011

kitab-kitab Syi'ah Rofidho

19 Rajab 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
21 Juni 2011 M


“KITAB-KITAB SYI’AH ROFIDHOH”

1) Hanan dari orang tuanya, dari Abu Ja’far, Hanan berkata, Aku bertanya kepada Abu Ja’far, “Apakah anak Nabi Ya’kub menjadi Nabi?,” Abu Ja’far menjawab, “Bukan, tetapi mereka adalah keturunan Anak para Nabi, mereka tidak meninggalkan urusan dunia kecuali orang yang beruntung, yaitu mereka yang bertobat dan mengingat kesalahan apa yang telah dikerjakan. Sedangkan dua orang tua (Abu Bakar ra & Umar ra) dia meninggal dunia sebelum bertobat dan tidak mau mengingat kesalahan apa yang dia kerjakan terhadap Syaidina Ali ra. Maka dia berdua harus mendapat kutukan dari Allah SWT, Malaikat dan Manusia seluruhnya.
(Kitab Raudlotul Kaafi juz 8 – hal 168)

2) Diceritakan kepada kami dari Muhammad bin Miskin yaitu Abu Hasan, dari Said bin Musyayab. Berkata Abu Said Al Musyayab, “Abu Musa Al Asy’ari memberi kabar kepada aku bahwa sesungguhnya Abu Musa telah berwudlu dirumahnya kemudian dia keluar lalu Abu Musa Al Asy’ari berkata, “Aku selalu mengikuti Rasulullah SAW dan aku menjadi juru kunci rumah Rasulullah SAW.” Pada suatu hari Abu Bakar datang seraya mengetuk pintu kemudian aku bertanya “Siapa ini?”, maka dia menjawab “Abu Bakar!”, dan aku berkata “Sebentar”, kemudian aku mendatangi Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Ini Abu Bakar, mau minta ijin masuk”, Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Berilah ijin untuk masuk dan kabarkanlah kepada dia, kalau dia (Abu Bakar) akan masuk surga.” Kemudian aku mendatangi Abu Bakar sambil berkata kepada Abu Bakar, “Silakan masuk!, karena Rasulullah telah memberi kabar kepadamu kalau kamu akan masuk surga.” Maka Abu Bakar masuk dan dia duduk disamping kanan Rasulullah SAW. Tidak lama kemudian ada seorang yang menggerakkan pintu, maka Aku berkata, “Siapa ini?, maka dia menjawab Umar bin Khottob ra.” Aku berkata sebentar, kemudian aku mendatangi Rasulullah SAW seraya mengucap salam kepada beliau dan aku berkata, “Ini adalah Umar bin Khottob!, mau minta ijin untuk masuk”. Rasulullah SAW menjawab “Berilah ijin kepada Umar bin Khottob untuk masuk dan berilah kabar gembira kalau dia akan masuk surga”. Kemudian aku mendatanginya sambil berkata. “Masuklah! Rasulullah SAW telah memberi kabar gembira kepada mu kalau kamu akan masuk surga.” Maka Syaidina Umar masuk dan duduk disamping kiri Rasulullah SAW, dan menjulurkan kedua kakinya kearah sumur. Kemudian aku kembali ke tempatku sambil duduk seraya mengucapkan “Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan terhadap seseorang maka Allah SWT akan mendatangkan orang tersebut kepada Rasulullah SAW. Kemudian datanglah seseorang sambil menggerakkan pintu, kemudian aku berkata, “Siapa ini?”, maka orang tersebut menjawab, “Utsman bin Affan”. Maka aku menjawab, “sebentar” dan aku mendatangi Rasulullah sambil memberitahukan bahwa Utsman bin Affan mau masuk. Maka Rasulullah SAW menjawab, “Berilah ijin kepadanya untuk masuk, dan berilah kabar gembira kalau dia masuk surga karena musibah yang menimpanya.” Maka aku mendatangi Utsman bin Affan seraya berkata kepadanya “Silahkan masuk! Sedangkan Rasulullah SAW telah memberi kabar kepadamu kalau kamu masuk surga karena musibah yang menimpamu”. (Al Hadits)

Senin, 13 Juni 2011

Keutamaan Kalimat laaillahaillallah

12 Rajab 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
14 Juni 2011 M


“Keutamaan kalimat Laaillahailallah”

1) Dari Abu Hurarairoh ra. berkata, “Aku bertanya wahai Rasulullah SAW siapakah orang yang paling beruntung mendapat syafa’at mu pada hari kiamat?, Rasulullah SAW menjawab, “Wahai Abu Hurairoh, aku telah mengira tidak ada seorang yang pertama kali yang bertanya tentang cerita ini karena aku tidak melihat kamu berkeinginan bertanya tentang ini. Manusia yang paling beruntung mendapat syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang membaca Laaillahailallah dengan tulus ikhlas dari hati atau jiwanya.”:

2) Hadits yang datang Anas bin Malik, bahwa barangsiapa yang membaca Laailahailallah dengan memperpanjang bacaannya, maka dosa empat ribu macam akan pasti dihapus termasuk dosa besar. Lalu Rasulullah SAW ditanya, “Seandainya tidak punya dosa besar?,” Rasulullah menjawab, “Dosa-dosa kedua orang tua,keluarganya serta dosa-dosa tetangganya.”

3) Dan juga Hadits dari Anas bin Malik beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, ketika seorang hamba yang beriman membaca Laailahailallah maka beberapa langit akan terbakar sehingga langit bersimpuh dihadapan Allah SWT. Kemudian Allah SWT berfirman “berhentilah wahai langit!”, lalu Langit berkata, “Bagaimana aku berhenti sedangkan Engkau masih belum mengampuni orang yang membaca Laailahailallah” maka Allah SWT berfirman, “Aku tidak akan menggerakkan kamu karena bacaannya hambaku yang mukmin kecuali Aku telah mengampuni hambaku yang mukmin.” (Abu Jamroh hal. 35)

4) Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada ketakutan bagi orang yang senang membaca Laailahailallah ketika akan mati, di alam kubur dan dipadang mahsyar, seakan-akan Aku (Nabi SAW) melihat kepada mereka ketika suara terompet yang pertama mereka menampakkan kepalanya dari dalam tanah seraya berkata “segalah puji bagi Allah SWT yang telah menghilangkan kesusahan dari kami, sesungguhnya Tuhan kami adalah Maha Pengampun dan Maha Berterima kasih.” (HR Thobroni dari Ibnu Umar, Tafsir Munir juz 22 - hal. 268)

5) Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”

Dari Abi Dzarrin, Aku bertanya “Wahai Rasulullah SAW apakah bacaan Laailahailallah termasuk kebaikan?” Rasulullah SAW menjawab, “Kalimat Laailahailallah adalah kebaikan yang paling utama.” (Tafsir Dzur Mansyur juz 4 – Hal 640)

Selasa, 31 Mei 2011

Aqidah Syi'ah

27 Jumaadil Akhir 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
31 Mei 2011 M



AQIDAH SYI”AH DALAM KITAB MIZAN
OLEH DR. MOH. KAMIL AL HASYIMI

1) Syech At Thusyi dan Nu’man meriwayatkan hadits dari Imam Ali Ridho as, “Sesunggunya setengah daripada tanda-tanda keluarnya Imam Mahdi, bahwa beliau tampak dalam keadaan telanjang didepan bulatan matahari.” (Kitab Haqul Yakin hal. 347)

Tanda penghinaan yang mana lebih besar dan tanda fitnah yang mana lebih keji dari hal tersebut diatas? Apakah dia (Imam Mahdi) akan baiat kepada Rasulullah SAW padahal dia adalah Mahdi kalian yang ditunggu-tunggu, yaitu orang yang kalian tidak mengenal bapak baginya?. Mahdi mana orang ini, yang bakal tampak dalam keadaan telanjang dibawah bulatan matahari yang tidak ada penutup atau pakaian yang menutupinya?, dan sekalipun tidak ada kegelapan malam yang sangat gelap gulita (menutupi)?. Bagaimana Rasulullah SAW membaiatnya dalam keadaan yang sangat memalukan ini?. Apakah yang ini dinamakan agama Wahai Syi’ah?, agama mana yang kita mungkin menamakannya sebagai agama?.

2) Dalam tafsir Manhaj Ashodiq Syech Fatchullah Kasyani, “Sesungguhnya mencintai Ali ra adalah perbuatan baik, yang mana tidak akan memudlorotkan suatu kejahatan yang menyertai kebaikan tersebut, beliau berkata, “Sesungguhnya cinta kami kepada Ahlul Bait adalah untuk menghilangkan dosa-dosa dari sekalian hamba, sebagaimana angin bisa menggugurkan daun dari pohon.”

3) Seandainya semata-mata cinta itu merupakan kebaikan yang tidak akan memudlorotkan suatu kejahatan yang menyertai kebaikan tersebut, maka kebutuhan mana yang tersisa untuk tetapnya syariat hukum-hukum. Apakah cinta kepada Ali ra dan Imam-imam itu lebih penting disisi Allah SWT dari pada taat-Nya, dan mengamalkan segalah bentuk perintah agama Allah SWT?. Apabila cinta kepada Allah dan Rasul-Nya belum cukup dalam kesalaman dari adzab tanpa beriman dan beramal sholeh, bagaimana cinta kepada Ali bisa mencukupi dari pada amal sholeh dan menggugurkan amal jahat?.” (Kitab Bayinah Sunni wa Syi’ah hal. 34)
20 Jumaadil Akhir 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
24 Mei 2011 M





1) Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jagalah para sahabatku dan mertuaku serta pelindungku, barangsiapa yang menjaga mereka (sahabat, mertua dan pelindungku) maka dia akan dijaga oleh Allah SWT di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang tidak menjaga mereka, maka dia akan ditinggal oleh Allah SWT, barangsiapa yang ditinggal oleh Allah SWT, maka dia sangat dengat untuk mendapat siksa.” (HR. Ibnu As-syaqir)

2) Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila Allah SWT berkehendak untuk menjadikan seseorang menjadi baik dari umatku, maka Allah SWT memberi rasa cinta kepada para sahabat ke dalam hatinya.” (HR. Addhailami dari Anas bin Malik ra)

3) Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila kalian melihat orang-orang yang mencaci maki para sahabatku, maka berkatalah kalian kepada mereka “mudah-mudahan kamu dikutuk oleh Allah SWT karena kejahatanmu!” (HR. Al Khotib dari Ibnu Umar ra)

4) Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya umatku yang paling jelek adalah orang yang berani berkata kotor kepada para sahabatku.” (HR. Ibnu Addy dari Aisyah ra) Kitab As-showaiq hal 11 – 12

5) Ad Daruqudni menceritakan dari Ja’far As Shoddiq dari bapaknya Muhammad Al Bakir, “Sesungguhnya seorang laki-laki telah datang ke bapaknya Muhammad Al Bakir yang bernama Ali bin Husien yang bergelar Zainul Abidin, maka orang-orang laki-laki tersebut berkata, “Wahai Ali ceritakanlah kepada saya, tentang Abu Bakar ra.?, Maka Ali menjawab, “Abu Bakar termasuk orang yang paling jujur.” Kemudian orang laki-laki tersebut bertanya lagi, “Mengapa kalian memberi nama Abu Bakar sebagai orang paling jujur?” Ali menjawab, “Mudah-mudahan kamu diusir oleh Ibumu!. Sesungguhnya Rasulullah SAW, dan para kaum muhajirin serta kaum Anshor telah memberi gelar Abu Bakar dengan gelar “As – Shiddiq”. Barangsiapa yang tidak memberi gelar kepada Abu Bakar dengan gelar As – Shiddiq, maka ucapannya tidak dibenarkan oleh Allah SWT baik di dunia dan diakhirat. Ali berkata lagi, “Pergilah dariku dan cintailah Abu Bakar ra dan Umar ra.” (Kitab As – Showaiq hal. 78 – 79)

Selasa, 10 Mei 2011

1) Said Umar Al Hasyimi Al Hadromi dari penduduk Bairut dia pernah berkumpul dengan orang-orang Syi’ah di sebuah gunung bernama Amilah, maka sebagian orang Syi’ah berkata kepada beliau bahwa kami ini membenci Abu Bakar karena Abu Bakar ra mendahului menjadi kholifah dari pada Ali bin Abi Tholib ra.dan kami membenci kepada Malaikat Jibril karena Malaikat Jibril telah menyampaikan risalah kepada Muhammad dan tidak menyampaikan kepada Ali bin Abi Tholib ra. Dan kami benci kepada Muhammad karena dia telah mendahulukan Abu Bakar ra, sebagai pengganti imam dalam sholat tidak memilih Ali bin Abi Tholib ra. Dan kami benci kepada Ali bin Abi Tholib ra. karena dia diam untuk menggambil hak nya dari Abu Bakar ra. padahal dia (Ali ra) mampu untuk melakukannya dan kami benci kepada Allah SWT karena Allah SWT menggangkat Muhammad sebagai utusan dan tidak mengangkat Ali ra sebagai utusan.

Lihatlah omongan orang Rofidhoh ini!
yang dikutuk oleh Allah SWT. Kami (Said Umar)berlindung kepada Allah SWT dari agama orang ini (Rofidhoh). Dan tidak diragukan lagi sesungguhnya Dia (Rofidhoh) lebih jahat dari pada iblis yang terkutuk, yang mana Allah SWT telah menjauhkan dari Rahmat-Nya. Karena sesungguhnya Iblis tidak benci kepada Allah SWT. Tetapi kami berkata kepada orang Rofidoh, “Seandainya Jibril salah atau tidak mengerjakan perintah Tuhannya, kenapa Allah SWT tidak menyiksa Malaikat Jibril dan kenapa Allah SWT mengistimewakan Muhammad SAW dengan berbagai mukjizat yang jumlahnya tidak bisa dihitung, atau kenapa Syaidina Ali ra tidak mendapatkan keistimewaan?.” (Kitab Arroatul Ghomidhoh hal. 22)
29 Jumaadil Awal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
3 Mei 2011 M


“AL QUR’ANUL KARIM”

1) Para Ulama’ Ahlusunnah Wal Jama’ah telah berkata, “barangsiapa yang berkeyakinan dalam Al qur’an yang telah dikumpulkan oleh para sahabat ra. Diantara dua sisi sampul bahwasanya Al qur’an tersebut telah dirubah yangmana telah ditambah didalamnya sesuatu yang bukan dari Al qur’an atau dikurangi, diganti, atau tidak dipercaya kepada sesuatu yang telah diterangkan dalam Al qur’an baik itu hukum atau cerita yang telah ditetapkan dalam Al qur’an, atau menetapkan sesuatu yang tidak terdapat dalam Al qur’an, atau meniadakan apa yang sudah ada di dalam Al qur’an dengan sepengatahuan dari semua itu, maka orang itu kafir hukumnya dengan kesepakatan para ulama’ Ahlusunnah Wal Jama’ah.

Allah berfirman, “Sesungguhnya Al qur’an itu adalah merupakan kitab dari Dzat Yang Maha Mulia yang tidak tercampur dengan kekotoran dari depan-Nya atau dari belakang-Nya” (QS Fusilat ayat 41 – 42)

Maka dengan kesepakatan para ulama’ Al qur’an adalah terpelihara dari penambahan, pengurangan, perubahan, pergantian, dan penghilangan. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al qur’an dan Kami yang menjaganya,” Inilah sikap Ulama’ Ahlussunnah Wal Jama’ah dan ini menjadi keyakinan Ulama’ Ahlussunnah Wal jama’ah dalam masalah Al qur’an.
Adapun sikap kelompok Syi’ah mereka berpendirian untuk meragukan dan menghilangkan serta menuduh bahwa Al qur’an telah bertambah dan berkurang. Mudah-mudahan Allah SWT menjaga kami dari keraguan-keraguan yang jelas. (Kitab Al Ajwibah Dhamighoh hal. 19)

Al Qur’an Menurut Syi’ah
Surat Annur

1) Wahai orang-orang yang beriman dengan dua cahaya kami telah menurunkan keduanya kepadamu, ayat-ayatku dan keduanya menakut-nakuti dengan siksaan yang besar. Dua cahaya satu sama lain saling menyatu Aku adalah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Orang-orang yang menempati janji Allah dan Rosul-Nya dalam ayat-ayat-Nya mereka mendapatkan surga Naim. Dan orang-orang yang kafir setelah beriman mereka memutuskan perjanjian atas apa yang telah mereka janjikan kepada Rasul mereka dilemparkan ke neraka jahim. Mereka mendholimi dirinya sendiri dan durhaka kepada orang yang mendapat wasiat dari Rasul, maka mereka akan diberi minum dari air panas.

2) Allah SWT berfirman, “Manusia dan Jin tidak akan ditanya tentang dosanya dari pada kamu, maka Aku bertanya dosa yang bukan dari kamu, Allah menjawab Ya, tetapi dosanya itu dihapus oleh Ibnu Aruwi.” (Kitab Fashul Khitob hal. 157)

Rabu, 27 April 2011

Al - Qur'an

22 Jumaadil Awal 1431 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
29 April 2010 M


“AL QUR’ANUL KARIM”

1) Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. mereka Berkata dusta terhadap Allah sedang mereka Mengetahui.” (QS. Al Imran ayat 78)
2) Allah SWT memberitahu tentang Yahudi yang mana telah mendapatkan laknat dari Allah SWT, bahwa sesungguhnya ada sekelompok dari mereka telah merubah kalimat-kalimat dari letaknya dan mereka mengganti kalam Allah SWT serta menghilangkannya dari yang dikehendaki-Nya, agar kalimat-kalimat tersebut menjadi sangkaan bagi orang-orang Yahudi yang bodoh sebagai bacaan dalam kitab Allah SWT. (Kitab Ibnu Katsir juz 1 – hal. 377)
3) Ada sekelompok dari ahlul kitab dari pada pendeta-pendeta mereka, ulama-ulama’ mereka dan pemimpin-pemimpin mereka, yaitu Ka’ab bin Asro, Malik bin Soyif, Huyayyi bin Akhtof dan lain-lainnya mereka memutarbalikkan lidah-lidah mereka dengan bacaan kitab-kitab mereka yang telah diturunkan di dalam kebenaran menjadi bacaan yang berubah dengan tambahan pada Kalam Allah. Atau pengurangan, perubahan makna atau bacaannya berupa syair-syair sehingga bisa menjadikan sangkaan atas manusia bahwasanya hal tersebut adalah termasuk dari kitab Taurat, dan mereka menyangka bahwasanya kitab tersebut yang telah dirubah dan termasuk kalam Allah padahal tidak dari sisi Allah SWT. Maka orang-orang tersebut adalah pendusta dengan perkataan mereka yang telah dikatakan dalam kitab yang telah mereka rubah tersebut. Maka sesungguhnya mereka mengaku-ngaku bahwa kitab tersebut dari sisi Allah SWT. (Kitab Tafsir Munir juz 3 – hal. 272)
QUR’AN VERSI SYI’AH
1) Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya dalam masalah wilayah Ali ra dan imam-imam setelahnya maka sungguh dia beruntung dengan untung yang besar.
2) Wahai orang-orang yang telah diberikan kitab suci, berimanlah kalian dengan kitab yang Kami (Allah SWT) turunkan kepada Ali ra, dengan cahaya yang nyata.
3) Ada seorang bertanya tentang adzab yang pasti terjadi terhadap orang-orang kafir dengan wilayahnya Ali ra, maka tidak ada yang bisa menolak baginya (orang-orang kafir)
4) Maka menolak sebagian besar manusia dengan wilayahnya Ali ra kecuali karena kekufuran.
5) Sungguh telah kami jadikan kepada Adam dari sebelumnya akan kalimat-kalimat tentang Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan, Husien dan Imam-imam dari anak turun mereka, maka dia telah lalai.

Rabu, 13 April 2011

amar ma'ruf nahi mungkar 2

Bangil, 12 April 2011 M Pengasuh : UST. H.Nur Kholis Musytari
18Jumaadil Awal 1432 H



AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
(MENYURUHKEBAIKAN DAN MELARANG KEJELEKAN)


1) Allah SWT berfiman : “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
(QS. Al Hasyr Ayat 10)

2) Orang-orang yang setelah kaum muhajirin dan anshor sampai hari kiamat termasuk golongan tabi’in (Firman Allah : “Jangan membiarkan kedengkian dalam hati kami) yaitu dendam, rasa panas dihati dan mendidih hatinya yang bisa mendatangkan siksaan. (Firman Allah yang artinya : Untuk orang-orang yang beriman) ialah semua orang beriman dimana saja mereka berada. (Kitab Tafsir Maftuhal Al Uluhiyyah (Al Jamal) juz 4 hal. 317)

3) (Janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang) setiap orang yang mempunyai rasa yang dalam hatinya mempunyai rasa dengki dan benci terhadap salah sahabat Rasulullah SAW. Karena Allah telah memberi tiga urutan antara lain kaum Muhajirin, kaum Anshor dan orang-orang yang setelah mereka. Sedangkan para Tabi’in adalah termasuk orang yang disebutkan oleh Allah SWT sedangkan orang yang bukan dari golongan Tabi’in maka golongan tersebut bukan termasuk golongan orang yang beriman. Mereka bukan bagian dari orang-orang Islam. (Tafsir Khozin juz 7 hal. 55)

4) (Untuk orang-orang beriman. Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau yang Maha Pengampun dan Penyayang) Alangkah baiknya apa yang diambil sebagai hukum oleh Imam Malik dari ayat Al qur’an tersebut “Sesungguhnya orang-orang rofidhoh adalah orang yang mencaci maki sahabat Nabi SAW dia tidak mempunyai bagian dalam harta rampasan perang, karena mereka sama sekali tidak termasuk orang-orang yang mendapatkan sifat yang dipuji oleh Allah SWT.” Siti Aisyah ra berkata, “Mereka (Rofidhoh) disuruh untuk memintakan ampunan bagi para sahabat, akan tetapi mereka justru orang-orang Rofidhoh malah mencaci maki para sahabat.” Dan Siti Aisyah ra berkata lagi, “Engkau (orang-orang Rofidhoh) diperintah untuk memintakan ampun untuk para sahabat Nabi SAW tetapi kalian (orang-orang Rofidhoh) mencaci maki mereka (para sahabat). Aku (Siti Aisyah) telah mendengar Nabi mu, beliau SAW bersabda “kalian jangan meninggalkan umat ini sampai umat yang terakhir mengutuk umat yang pertama.” (HR Al Baghowi)
Kitab Tafsir Ibnu Katsir juz 3 hal. 340

amar ma'ruf nahi mungkar

Bangil, 5 Maret 2011 M Pengasuh : UST. H.Nur Kholis Musytari
1 Jumaadil Awal 1432 H



AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
(MENYURUHKEBAIKAN DAN MELARANG KEJELEKAN)


1) Allah SWT berfiman : “Dan sesungguhnya Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olok (oleh orang-orang kafir) maka janganlah kau duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam.” (QS An Nisa ayat 140)

2) Rasulullah SAW bersabda : “Apabila Allah menurunkan adzab (siksa) ke salah satu kaum maka adzab itu akan mengena kepada orang yang bersama kaumnya, kemudian Allah membangkitkannya dalam alam kubur sesuai dengan amal masing-masing.” (HR. Bukhori dari Abdullah bin Umar)

3) Di dalam keterangan ini bahwa sesungguhnya orang yang diam dari kemunkaran akan sama dosanya dengan orang yang melakukan kemunkaran tersebut.
(Kitab Tafsir Munir juz 5 hal. 321)

4) Dari keterangan tersebut dapat diambil pengertian, bahwa menjauhi kedholiman adalah menjadi ketetapan syariat karena berkumpul dengan orang-orang yang bermaksiat adalah termasuk melemparkan dirinya sendiri ke tempat kerusakan (maksiatan).

5) Di dalam hadits riwayat Abdullah bin Umar terdapat peringatan yang keras untuk orang yang diam dari mencegah kemunkaran, maka bagaimana dengan orang yang bermuka manis kepada orang yang bermaksiat dan bagaimana pula bagi orang yang mendukung kemaksiatan serta bagaimana bagi orang yang membantu kemaksiatan?.
Dari Ibrohim bin Umar Ad Dhokhoni beliau berkata, “Pada suatu hari Allah SWT member wahyu kepada Nabi Yussak bin Nun isi wahyu tersebut yaitu “Sesungguhnya Saya (Allah SWT) membinasakan kaum mu (Kaum nabi Yussak) orang-orang yang baik empat puluh ribu dan orang yang berdosa sebanyak enam puluh ribu.” Nabi Yussak berkata, “Wahai Tuhanku! Bagi orang-orang yang berbuat dosa sudah pantas mendapatkan siksa, lalu bagaimana orang-orang yang tidak berbuat dosa?”, Allah SWT menjawab, “Sesungguhnya mereka (orang-orang baik) tidak membenci kemaksiatan sebagaimana Aku benci, bahkan mereka ikut makan-makan dan minum bersama mereka.”
Malik bin Dinnar berkata, “Allah SWT telah memberi wahyu kepada sebagian malaikat yaitu “hancurkan kota ini dan kota ini beserta penduduknya.” Malaikat berkata, “Disitu ada hamba-Mu yang tidak pernah berbuat durhaka sekalipun hanya sekejab mata!.” Allah SWT menjawab, “Hancurkan kota ini bersama penduduknya sekalipun ada orang yang ahli ibadah, maka sesungguhnya hati orang yang ahli ibadah tidak merasa cemburu kepada-Ku sekalipun hanya sesaat.” (Kitab Abu Jamroh hal. 201)

Selasa, 08 Februari 2011

5 Robiul Awwal 1432 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
8 Februari 2011 M


“KEHIDUPAN SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW”


1) Dari Malik bahwasanya Umar bin Khottob masuk rumah Umi Kulsum binti Ali bin Abi Tholib, maka beliau mendapatkan Umi Kulsum dalam keadaan menangis sambil beliau bertanya, “Apa yang menyebabkan engkau menangis?”, Umi Kulsum menjawab, “Orang Yahudi ini (Ka’bul Achbar) berkata bahwa sesungguh engkau (Umar ra) adalah satu pintu dari pintu-pintu neraka.” Umar pun berkata, “Masya Allah!,” Kemudian beliau keluar dan mengutus seseorang untuk menemui Ka’bul Achbar. Tak lama kemudian datanglah Ka’bul Achbar menemui Umar bin Khottob sambil berkata, “Wahai Amirul Mu’mini! Demi Dzat jiwaku yang ada ditanggan-Nya, tidak lah habis bulan Dzulhijjah ini hingga engkau masuk surga”, Umar pun berkata “Apa-apaan ini! sekali didalam surga dan sekali di dalam neraka.” Maka Ka’bul Ahbar menjawab “Sesungguhnya kami menemukanmu (Umar ra) kitab Allah diatas satu pintu dari pintu-pintu neraka Jahannam agar bisa mencegah orang-orang berhamburan masuk ke dalam neraka, maka apabila engkau meninggal maka orang-orang berhamburan masuk ke dalam neraka.” (Kitab Irsyaadus Syaari Juz 6 - hal. 46)

2) Abdullah bin Mas’ud berkata, “Bahwasanya kami tidak berkuasa untuk menunaikan sholat di sisi Ka’bah sampai Umar bin Khottob masuk agama Islam, maka setelah masuk Islam beliau memerangi kaum Quraisy sehingga beliau sholat di sisi Ka’bah dan kami pun sholat bersamanya.” Dan sebab keislaman Umar ra, sesungguhnya adik perempuannya Umar bin Khottob dia termasuk istri dari Said bin Zaid salah satu sahabat sepuluh yang dijamin masuk surga, Adik perempuan Umar ra dan suaminya telah masuk Islam, maka Syaidina Umar telah mendengar tentang keislaman adik perempuannya. Dan Syaidina Umar berkeinginan untuk memberi hukuman kepada keduanya (Istri dan Suaminya), maka Adik perempuan Umar membacakan Al qur’an untuk suaminya kemudian Allah SWT memberi hidayah Islam kedalam hati Syaidina Umar. Kemudian Syaidina Umar masuk Islam lalu beliau bergegas mendatangi Rasulullah disebuah rumah yang ada disekitar gunung Shofa dan Umar memproklamirkan keislamannya sehingga kaum muslimin membacakan ta’bir karena merasa gembira dengan keislaman Syaidina Umar, kemudian Syaidina Umar keluar menuju ke penduduk Quraisy dan beliau mengumumkan keislamannya.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Keislaman Syaidina Umar merupakan kemenangan bagi Umat Islam dan hijrahnya (Syaidina Umar) merupakan pertolongan dari Allah SWT dan kepemimpinannya Syaidina Umar merupakan rahmat bagi umat Islam. Beliau mendapat julukan “Alfaruq” (pemisah antara kebenaran dan kebathilan), karena Nabi SAW telah bersabda, “sesungguhnya Allah SWT telah membuat kebenaran dari mulut Syaidina Umar dan hati beliau.” Umar adalah Al-faruq yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan, beliau adalah pemimpin Quraisy di jaman jahiliyah dan di jaman Islam, dengan Umar Islam di muliakan oleh Allah SWT. (Kitab Majalisu Tsaniyah hal. 4 – Sarah Arba’in Nawawi)

Kamis, 03 Februari 2011

27 Shoffar 1432 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
1 Februari 2011 M


“KEHIDUPAN SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW”

(Kitab Irsyadul Syaari juz 6 hal. 46 dan Kitab Fatchul Baari Juz 6 – hal 766)

1) Sesungguhnya Syaidina Umar bin Khottob pernah berkata, “Siapakah diantara kalian yang menghafal Sabda (Hadits) Nabi SAW tentang masalah fitnah?”, maka Khudaifah bin Al Yamani (Dia termasuk orang yang mengerti rahasia Rasulullah) berkata, “Aku adalah orang yang menghafal seperti apa yang di sabdakan oleh Nabi (hadits)”. Umar ra berkata, “datangkan mana hadistnya?, engkau adalah orang yang cerdas.” Rasulullah pernah bersabda fitnah seseorang itu ada di dalam keluarga, harta benda dan tetangganya. Adapun yang bisa menghilangkan fitnah adalah melakukan sholat, shodaqoh, amar ma’ruf dan nahi munkar. Syidina Umar ra berkata, “Bukan fitnah itu yang saya maksudkan, tetapi fitnah yang mengguncangkan seperti guncangan ombak dilaut.” Khudaifah berkata, “Wahai Amirul Mu’minin! Tidak apa-apa, engkau saja yang menerangkan tentang fitnah itu. Sesungguhnya diantara kamu dan fitnah ada pintu yang tertutup.” Umar ra berkata, “Pintu itu dibuka apa dirusak?”, Khudaifah menjawab, “Jangan dibuka lebih baik dirusak.” Umar ra. berkata, “Pintu tersebut sepantasnya untuk tidak dibuka (sampai hari kiamat).”

Imam Nawawi berkata, “Kemungkinan Khudaifah mengerti bahwa Syaidina Umar ra. akan terbunuh, tetapi Khudaifah enggan untuk membicarakan Syaidina Umar ra. bakal terbunuh, karena Umar ra adalah orang yang mengerti kalau dirinya adalah sebagai pintu. Maka Khudaifah memberi penjelasan yang bisa diterima maksudnya walaupun tidak menjelaskan tentang pembunuhan. Sepertinya Khudaifah mengumpamakan fitnah sebagai dinding dan hidupnya Umar ra sebagai pintu yang terkunci dan matinya Umar ra. diumpamakan sebagai pintu terbuka, maka selama Umar ra. masih hidup berarti pintunya masih terkunci, sehingga tidak ada sesuatu yang keluar dari dalam dinding. Apabila Umar ra. meninggal dunia maka pintu itu terbuka dan keluarlah apa yang ada di dalam dinding.”

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku adalah kotanya langit, dan Abu Bakar adalah pintunya, dan Aku adalah gudang keberanian dan Umar ra adalah pintunya, Aku adalah gudang rasa malu dan Utsman ra adalah pintunya, Aku adalah gudang ilmu dan Ali ra adalah pintunya.” Memiliki banyak kedermawan tidak akan bisa kecuali dengan keyakinan yang kuat, yang dimaksud keberanian disini adalah berani memperjuangkan agama. (Abu Jamroh hal. 80)

Kamis, 20 Januari 2011

13 Shoffar 1432 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
15 Oktober 2011 M


“KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW &
PARA SAHABAT”
Bag. Ke 2


1) Allah SWT berfirman : “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang Telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”(QS An Nisa’Juz 5 Ayat 115)

2) Dalam sebuah Hadits Jabbir berkata : “Sesungguhnya Allah telah memilih para sahabatku untuk semua umat Islam selain para Nabi dan Rasul dan Allah memilih 4 diantara mereka untuk ku (Nabi Muhammad SAW) antara lain : Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Dan Allah SWT menjadikan sahabat-sahabatku sebagai orang-orang yang baik, dan di dalam urusan sahabat ku semuanya baik”.
Berkata Ayub Assyachtiani : “Barangsiapa yang mencintai Abu Bakar berarti melaksanakan agama, barangsiapa yang mencintai Umar berarti dia telah menerangi jalan (agama), barangsiapa yang mencintai Utsman berarti dia telah menyalakan cahaya dengan cahaya Allah SWT, berangsiapa yang mencintai Ali berarti dia telah memegang tali agama yang kuat.”
(Asyifa’ juz 2 hal 540)

3) Berkatalah Abu Bakar : “Aku tidak ingin mendahului urusannya Rasulullah SAW, berangsiapa yang menginginkan untuk melihat Nabi Adam dan Nabi Yusuf dengan ketampanannya dan ingin melihat Nabi Musa dengan pekerjaan sholatnya dan melihat Nabi Isa dengan zuhudnya, dan melihat Nabi Muhammad SAW dengan budi pekertinya maka hendaknya dia melihat pada Syaidina Ali as.”
Ali ra berkata : “Aku tidak ingin mendahului urusannya Rasulullah SAW, apabila orang alim berkumpul disatu tempat pada hari kiamat yaitu hari berkumpulnya umat manusia dan hari kesusahan, maka ada orang yang memanggil-manggil dari Allah SWT. Wahai Abu Bakar masuk lah ke surge bersama orang-orang yang mencintaimu. Maka Abu Bakar berkata, “Aku tidak ingin mendahului urusan Rasulullah SAW.” Pada perang Hunain dan Khoibar dan sungguh telah diberikan hadiah kepada Ali ra, buah kurma dan susu!, ini lah hadiah dari Nabi SAW yang menuntut, yang menang kepada Ali bin Tholib.

Selasa, 11 Januari 2011

29 Muharrom 1432 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
4 Januari 2011 M



“KEHIDUPAN NABI SAW DAN
PARA SAHABATNYA RA.”

1) Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

2) Allah SWT berfirman : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maaka tinggalkanlah.”

Dari Anas RA berkata bahwasanya Rasulullah SAW berkata kepadaku, “Wahai anakku! Seandainya engkau mampu dikala pagi hari dan dikala sore hari, dalam hatimu tidak ada perasaan dengki atau iri kepada seseorang maka lakukanlah.” Kemudian Nabi SAW berkata, “Wahai anakku! Hal seperti ini merupakan salah satu dari pada sunnah ku dan sunnahnya orang-orang yang mencintai sunnah ku, sungguh dia mencintai aku dan mencintai orang yang mencintai aku, maka kelak dia akan bersama ku di dalam surga.”(Kitab Hayatus Sohabah – juz 1, hal. 6 – 7)

3) Abu Hurairoh meriwayatkan bahwasanya Abu Bakar As Shiddiq dan Ali pada suatu hari datang ke Rumah Rasulullah SAW, maka Ali ra berkata kepada Abu Bakar ra, “Silakan (masuk) dahulu! dan jadilah engkau orang yang pertama kali mengetuk pintu.”Ali ra terus menerus mendesak kepada Abu Bakar ra, maka Abu Bakar ra berkata, “Silakan engkau hai Ali ra terlebih dahulu!.”Kemudian Ali ra berkata, “Tidaklah aku (pantas) sebagai orang yang mendahului atas seseorang yang aku mendengar Rasulullah SAW bersabda pada hak dirinya, “Tidaklah terbit matahari dan tidak lah terbenam setelah aku wafat atas seseorang yang mana dia itu lebih utama dari pada Abu Bakar As-Shiddiq ra.”Abu Bakar ra pun berkata, “Tidak ada hak bagi kami sebagai orang yang mendahului atas seseorang yang mana Rasulullah SAW bersabda pada hak dirinya, “Aku diberi sebaik-baik wanita untuk sebaik-baik laki-laki.” Ali ra pun membalas berkata, “Aku tidak akan mendahului atas seseorang yang mana Rasulullah SAW bersabda pada hak dirinya “Barangsiapa ingin melihat ke dalam hati Nabi Ibrahim as maka hendaklah dia melihat hati Abu Bakar As-Shiddiq ra.” (Nurul Abshor, hal. 9)

Selasa, 04 Januari 2011

Kehidupan Nabi SAW & PARA SAHABATNYA RA

29 Muharrom 1432 H Pengasuh : Ust. HM. Nur Cholis Musytari
4 Januari 2011 M



“KEHIDUPAN NABI SAW DAN
PARA SAHABATNYA RA.”

1) Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

2) Allah SWT berfirman : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maaka tinggalkanlah.”

Dari Anas RA berkata bahwasanya Rasulullah SAW berkata kepadaku, “Wahai anakku! Seandainya engkau mampu dikala pagi hari dan dikala sore hari, dalam hatimu tidak ada perasaan dengki atau iri kepada seseorang maka lakukanlah.” Kemudian Nabi SAW berkata, “Wahai anakku! Hal seperti ini merupakan salah satu dari pada sunnah ku dan sunnahnya orang-orang yang mencintai sunnah ku, sungguh dia mencintai aku dan mencintai orang yang mencintai aku, maka kelak dia akan bersama ku di dalam surga.”(Kitab Hayatus Sohabah – juz 1, hal. 6 – 7)

3) Abu Hurairoh meriwayatkan bahwasanya Abu Bakar As Shiddiq dan Ali pada suatu hari datang ke Rumah Rasulullah SAW, maka Ali ra berkata kepada Abu Bakar ra, “Silakan (masuk) dahulu! dan jadilah engkau orang yang pertama kali mengetuk pintu.”Ali ra terus menerus mendesak kepada Abu Bakar ra, maka Abu Bakar ra berkata, “Silakan engkau hai Ali ra terlebih dahulu!.”Kemudian Ali ra berkata, “Tidaklah aku (pantas) sebagai orang yang mendahului atas seseorang yang aku mendengar Rasulullah SAW bersabda pada hak dirinya, “Tidaklah terbit matahari dan tidak lah terbenam setelah aku wafat atas seseorang yang mana dia itu lebih utama dari pada Abu Bakar As-Shiddiq ra.”Abu Bakar ra pun berkata, “Tidak ada hak bagi kami sebagai orang yang mendahului atas seseorang yang mana Rasulullah SAW bersabda pada hak dirinya, “Aku diberi sebaik-baik wanita untuk sebaik-baik laki-laki.” Ali ra pun membalas berkata, “Aku tidak akan mendahului atas seseorang yang mana Rasulullah SAW bersabda pada hak dirinya “Barangsiapa ingin melihat ke dalam hati Nabi Ibrahim as maka hendaklah dia melihat hati Abu Bakar As-Shiddiq ra.” (Nurul Abshor, hal. 9)

MASJID AGUNG BANGIL

MASJID AGUNG BANGIL MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA SEMUA KALANGAN AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH